MEGAMENDUNG – Miris, masih ada keluarga di Desa Pasirangin yang tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Jangankan untuk ditinggali, disebut rumah pun nampaknya tidak layak. Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Kabupaten Bogor harus dievaluasi. Diduga banyak bantuan tidak tepat sasaran.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Selamet Mulyadi mengaku prihatin masih banyak rumah yang benar-benar tidak layak huni, namun belum tersentuh Program Rutilahu. Pemerintah Desa Pasirangin yang terdekat dengan masyarakat seharusnya lebih peka. Mana yang layak huni dan mana yang benar-benar tidak layak huni dan mana yang harus diberi bantuan dan mana yang tidak. “Kalau melihat kondisi delapan rumah di Desa Pasirangin tersebut, itu sih benar-benar memprihatinkan dengan kandang kambing pun lebih bagus kandang kambing,” ujar Selamet baru baru ini.
Kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di Desa Pasirangin, Kecamatan Megamendung. Bahkan, kata Selamet, berdasarkan hasil laporan masyarakat, Program Rutilahu tersebut faktanya banyak sekali masalah. Untuk itu, sebaiknya dinas terkait lebih serius menjalankan program ini. “Dinas terkait tidak bisa diam di kantor setelah program ini dijalankan, tapi harus turun ke lapangan, cek kebenaran di lapangan dan selanjutnya dievaluasi,” ungkapnya.
Dirinya meminta kuota Program Rutilahu ditambah, mengingat masih banyak kondisi rumah yang benar-benar tidak layak huni. Selain itu, ia meminta dibentuk tim khusus penanganan RTLH. “Kami sangat miris, saat pemda terus mempermegah kantor-kantor instansinya sementara masih banyak warga hidup di rumah gubug,” bebernya.
Terpisah, mantan Anggota DPRD Kabupaten Bogor Budi Burhanudi mengaku miris dengan adanya masyarakat yang tinggal di rumah gubug, berlantai tanah dan berdinding bilik rusak. Padahal, Pemkab Bogor ini sedang membangun Kabupaten Bogor termaju di Indonesia dengan 25 pencirinya. “Kewajiban pemda memanusiakan manusia, jadi ketika masih ada warga Kabupaten Bogor yang tinggal di gubug reot, berarti pemerintah belum memanusiakan manusia, kami minta hal ini dievaluasi,” tandasnya.
(ash/b/suf/dit)