Pagi hari di kaki Gunung Halimun Salak, Bogor, Jawa Barat, sesuai namanya halimun atau kabut melingkupi tak kunjung berjingkat meski matahari pelan menyengat. Kabut membingkai baris pepohonan pinus dan kali berair jernih.
Begitulah, kawasan di Kampung Loji, Kecamatan Cigombong itu menawarkan pengalaman alami yang menarik. Bisa ditempuh 2-3 jam dari Jakarta, kawasan ini menarik jadi opsi destinasi piknik masyarakat urban untuk menyegarkan jiwa.
Pelancong bisa kamping di tengah-tengah pepohonan pinus. Jangan khawatir, kamping di sana tak harus bersusah-payah. Judulnya memang pasang tenda dan hammock, tapi kebutuhan mendasar lain terjamin. Tersedia toilet bersih dan tempat ibadah memadai.
Jika tak ingin menginap dan hanya ingin hiking, jalur di kawasan itu juga asyik. Lokasi menitipkan kendaraan bisa ditempuh dari akses Ciherang atau Batu Tulis, Bogor. Selebihnya jalan kaki, melintasi jalan setapak pegunungan, menyeberangi sungai, menembus Halimun.
Aksi hiking bisa hanya sampai area kamping. Dari parkiran sekitar 15-30 menit, cukup memancing keluarnya keringat. Jika masih kurang, lanjutkan jalan sampai Curug Cibadak. Air terjunnya menjulang tinggi, pemandangannya menggetarkan.
Jalur sampai air terjun diwarnai tanjakan tajam di beberapa titik. Sebelum sampai tujuan juga ada selingan lintasan jembatan kayu. Penangkaran Elang
Kawasan di kaki Halimun Salak itu terkenal sebagai penangkaran elang sebelum dilepasliarkan. Elang-elang sitaan yang dipelihara ilegal memang tak bisa langsung dilepaskan. Elang harus dididik siap bertahan hidup di alam bebas.
Petugas di Taman Nasional Halimun Salak A Joni, setiap hari menangani program penangkaran elang-elang tersebut. Dia menjalani hari-hari yang sepi, kadang hanya ditemani satu dua warga dan anggota komunitas satwa yang berkegiatan di sana.
Saat akhir pekan, Joni baru mendapat banyak teman yaitu orang-orang yang piknik ke sana. Saat itu Joni berbagi cerita menarik dari kegiatan penangkaran elang. Salah satunya cerita tentang cinta.
Joni mengaku tak bisa tidur semalaman setiap melepasliarkan elang. Alasannya sentimentil. ”Saya khawatir, elang-elang nantinya bisa tidak cari makan, tidak dapat pasangan dan tidak diterima kelompoknya,” tutur Joni. Elang-elang yang tak kunjung meliar masih dipertahankan. Saat ini ada elang yang sudah ditangkarkan enam tahun, tapi masih saja jinak. ”Bisa jadi karena terlalu lama dipelihara. Ya sudah, di sini saja sampai mati,” kata Joni.
(lip/suf/dit)