CIAWI - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi sebagai rumah sakit terbesar di wilayah selatan Kabupaten Bogor ternyata belum memiliki fasilitas yang mumpuni. Selama ini meski pembangunan terus dilakukan, rumah sakit ini belum memiliki ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) atau ruang pelayanan intensif untuk anak.
Padahal, sebagai rumah sakit terbesar di tujuh kecamatan selatan Kabupaten Bogor, ruang steril anak ini sangat dibutuhkan. Mengingat banyak penyakit yang menyerang anak-anak di zaman sekarang yang harus ditangani secara intensif di ruangan tersebut.
Tidak adanya ruang PICU di RSUD Ciawi, ditanggapi pengawas pelayanan rumah sakit, Adi Prabowo. Menurutnya, sebagai rumah sakit daerah tipe B dan menjadi rujukan rumah sakit lain, RSUD Ciawi sudah harus melengkapi berbagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat, khususnya masyarakat wilayah selatan Kabupaten Bogor. ”Ya sudah seharusnya rumah sakit ini memiliki ruang steril anak,” ungkapnya. Tujuannya, kata dia, agar masyarakat ketika membutuhkan ruangan PICU tidak harus mencari kemana-mana. ”Sehingga kebutuhan masyarakat akan rumah sakit terlengkapi,” bebernya.
Belum tersedianya ruang PICU di RSUD Ciawi ini mengingatkan pada pengalaman memilukan, Ade Yatna warga Kampung Neglasari, RT 01 RW 04, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua yang saat itu anak keduanya dirawat di rumah sakit daerah tersebut karena mengalami infeksi otak.
Karena kondisinya terus memburuk dan atas perintah dokter di rumah sakit itu agar pasien dirujuk ke rumah sakit yang memiliki ruang PICU, akhirnya Ade Yatna pun mencari rumah sakit tersebut demi menyelamatkan anaknya. Satu persatu rumah sakit yang ada di Kota Bogor ia datangi hingga ke wilayah Parung dengan modal pembayaran BPJS. Namun yang didapat, semua rumah sakit yang disambangi mengatakan ruangan PICU penuh.
Perjuangan orang tua pasien tidak sampai di situ demi menyelamatkan anaknya, beberapa rumah sakit di wilayah Depok pun ia datangi, namun jawaban serupa yang didapat. Akhirnya, tepat pukul 03:00 Sabtu (04/03) pasien berusia 1 tahun 7 bulan ini mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Ciawi.
Dari pengalaman yang memilukan ini, Ade Yatna berharap, sudah sepantasnya rumah sakit daerah dilengkapi fasilitas ruang steril anak. Sehingga kejadian yang menimpa dirinya, tidak lagi dirasakan masyarakat lainnya. Meski kematian memang menjadi takdir Allah SWT, sebagai manusia tentunya diwajibkan untuk berikhtiar.
(ash/b/suf/dit)