CISARUA - Cisarua Puncak, wilayah kecil yang menyimpan banyak persoalan. Mulai dari pergeseran nilai sosial karena maraknya imigran, hingga lingkungan yang sampai kini masih belum terselesaikan.
Puncak sendiri seperti magnet yang mampu menarik siapa saja untuk datang, bahkan menetap di wilayah yang menjadi salah satu destinasi paling tenar di Tanah Air ini. Namun sayang, masih kurang bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Hal tersebut terkuak dari pernyataan Wakil DPRD Kabupaten Bogor Iwan Setiawan. Dirinya mengaku paham betul akan seluk-beluk Puncak karena merupakan warga asli Puncak. Menurutnya, salah satu potensi yang belum tergali adalah sektor pajak, banyak vila-vila yang berdiri belum masuk ke wajib pajak. ”Banyak vila yang disewakan, tapi pajaknya tidak tertagih,” bebernya.
Saat ini di Puncak telah berdiri puluhan hotel serta ratusan vila dan rumah makan, sampai-sampai lahan resapan air banyak yang beralih fungsi. Akibatnya Puncak kehilangan 11.818 mata air. Hal itu diungkapkan Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Kecamatan Cisarua Ridwan. Sebelum berubah menjadi hutan beton, Puncak memiliki ribuan mata air. ”Dulunya sih ribuan mata air ada di Puncak. Tapi saat ini hanya puluhan saja yang masih bisa dipergunakan,” tuturnya.
Meski segala pengorbanan telah dipersembahkan Puncak, mulai dari potensi pajak yang tidak tergali, bergesernya nilai-nilai sosial sampai kepada hilangnya puluhan hektare lahan resapan air dan ribuan mata air. Tapi sama sekali belum bisa berdampak untuk menyejahterakan masyarakat Puncak secara keseluruhan.
Menurut Ridwan, masih ada 1.750 unit rumah yang berdinding bilik. “Saat ini masih ada 1.750 rumah bilik yang dihuni warga. Umumnya merupakan rumah panggung dengan dinding bilik dan alas kayu,” ungkapnya.
Salah satunya rumah milik Eman (47) warga Desa Citeko, Kecamatan Cisarua. Rumah bambu berusia hampir 20 tahun itu menjadi tempatnya melepas lelah. Hingga kini, tidak ada niatan baginya untuk mengubah rumah biliknya menjadi rumah tembok. Penghasilannya sebagai penjual cilok baru mampu mengisi perut keluarga dan sekolah anak-anaknya. “Saya bersyukur saja pada Allah SWT masih diberi kesehatan, istri dan anak yang baik serta rumah bilik yang saya bangun sendiri sejak saya bujangan,” ungkapnya.
(ash/b/suf/dit)