CISARUA - Jalur one way (satu arah) saat ini masih diberlakukan Polres Bogor sebagai upaya rekayasa lalu lintas untuk menanggulangi kemacetan di jalur Puncak, meski sempat diprotes masyarakat Cisarua dan sekitarnya karena dianggap rawan kecelakaan. Gelombang demonstrasi tiada henti bergulir. Walhasil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berupaya menjawab tuntutan warga. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Adang Suptandar beberapa kali terjun ke lapangan untuk melihat jalur alternatif baik di lingkar utara ataupun lingkar selatan.
Dengan demikian, maka terbentuklah persamaan persepsi antara masyarakat Puncak dan Pemkab Bogor, pembukaan jalur alternatif menjadi solusi mengurai kemacetan Puncak. Dengan demikian maka one way dapat dihapuskan.
Dari mulai penghibahan lahan untuk jalan sampai pengerasan jalan yang dilakukan desa untuk membangun jalur alternatif. Seperti yang dikerjakan di Desa Jogjogan dan Desa Cipayung. ”Saya coba membuka jalur yang nantinya dilintasi jalur alternatif dan kemungkinan akan dihibahkan untuk Pemkab Bogor,” ungkap Kepala Desa Jogjogan Dedi suparman.
Hal senada juga dikatakan Kepala Desa Cipayung Cacu Budiawan. Dirinya berharap dengan adanya jalan alternatif ini memberikan banyak manfaat bagi warga di empat desa. “Manfaat sudah pasti ada, kami berharap warga bisa menikmati ini semua. Terutama untuk meningkatkan taraf perekonomian keluarga,” imbuhnya.
Pembangunan jalan alternatif juga diperjuangkan Anggota Dewan dari fraksi PDI Perjuangan Slamet Mulyadi. Dirinya mengaku bakal berusaha keras untuk secepatnya mengalokasikan anggaran untuk pembangunan Jalur Lingkar Puncak. “Pentingnya keberadaan jalur ini membuat saya bakal mati-matian mengajukkan anggaran ke Pemkab Bogor,” tuturnya. Bupati Bogor Nurhayanti memberikan hembusan angin segar atas keinginan masyarakat di Puncak dan sekitarnya. Pembangunan jalan lingkar akan segera dimulai tahun depan. ”Pembangunan jalan itu akan segerta terwujud pada 2018,” janjinya.
(ash/b/suf/dit)