Sekitar 147 supir angkot dari tiga jalur trayek, yaitu Cijeruk, Cihideung dan Pabuaran yang menuju Terminal Ramayana memilih diam di rumah atau tidak menarik angkotnya. Akibatnya penumpang yang ingin menuju Kota Bogor terpaksa gigit jari karena tidak adanya angkot sejak pukul 08.00 WIB kemarin.
Hal ini sebagai imbas dari aksi mogok massal angkutan umum di Kota Bogor, Terminal Cihideung, Kecamatan Cijeruk terlihat sepi dan lengang.
Salah seorang sopir angkot jurusan Cihideung-Ramayana Abdul Malik memaparkan, para sopir angkot yang melayani rute Cihideung, Cipaku, Batu Tulis hingga Ramayana ini tidak ikut berdemo. Namun tidak ingin terlibat bentrokan yang bisa terjadi sewaktu-waktu, ratusan sopir tersebut memilih untuk tinggal di rumah.
”Kita tidak ikut demo bersama rekan sesama sopir di Kota Bogor. Ini semata-mata sebagai bentuk solidaritas antarsopir angkot. Rekan–rekan di sini juga takut terjadi bentrokan, maka kami memilih mengandangkan armada kami,” jelasnya kepada Metropolitan.
Mogoknya angkot ini, lanjut dia, menunggu instruksi teman–teman yang berada di lapangan. Kendati demikian, dirinya tidak menutup fakta jika banyak penumpang yang kecewa dengan aksi mogok massal tersebut. Kebanyakan dari mereka, tak bisa berangkat ke tujuan tepat waktu. “Kebanyakan dari pelajar, mereka ada yang naik ojek hingga diantar langsung anggota keluarga ke tempat tujuan,” tutupnya.
(nto/b/suf/dit)