CIGOMBONG - Pengerjaan proyek Tol Bocimi lagi-lagi menuai protes warga. Kali ini, giliran warga Kampung Nagrog, RT 01/04 Desa Ciadeg, Kecamatan Cigombong yang mengeluhkan proyek tol ini karena dianggap berdampak buruk terhadap rumah dan jalan tempat tinggal warga. Selain itu, penggalian tanah membuat sumur warga kering, karena diperkirakan penggalian melebihi kedalaman sumur warga yang membuat mata air sumur terbuang percuma. Belum lagi hingga kini PT Posco selaku kontraktor belum menepati janji-janjinya.
Warga setempat Sudiya mengatakan, para pekerja PT Posco bekerja hingga pukul dua pagi, sehingga membuat warga tidak bisa tidur nyenyak akibat kebisingan dan getaran alat berat. ”Jika pekerjaan berat dan bising dilakukan pada siang masih bisa dimaklum, tetapi jika hingga larut malam kami kesal juga karena tidak bisa tidur,” katanya kepada Metropolitan.
Dia juga mempertanyakan janji PT Posco selaku kontraktor yang berjanji membuat saluran air bersih dan melakukan perbaikan jalan. “Namun lebih dari dua bulan janji itu belum juga direalisasikan, karena itulah warga berencana mengadakan aksi demo kembali,” tambahnya.
Sudiya menambahkan, bila tuntutan warga belum direalisasikan, warga mengancam akan terus melakukan aksi demo. “Jika tidak ada titik temu maka kami akan demo lagi, walaupun ini proyek pemerintah tapi jangan sampai warga kena dampaknya,” ujarnya lagi. Ketua RW 04 Jumhana membenarkan telah banyak warga yang mengadukan perihal gangguan ini kepadanya. “Ketua RT pun sering mengeluh karena belum adanya tanggapan PT Posco terkait keluhan warga,” katanya. Dia menambahkan, warga sudah tidak tahan ingin melakukan aksi demo lagi karena keluhan warga tidak kunjung digubris kontraktor. “Warga takut bila musim kemarau ini terjadi kekeringan parah, maka dari itu kami meminta PT Posco mendengar keluhan warga sebelum mereka bertindak jauh,” bebernya. Jumhana juga meminta pihak Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Cigombong serta aparat Desa Ciadeg memfasilitasi warga dengan PT Posco. “Saya takut terjadi tindakan anarkis di desa ini,” tutupnya.
(nto/b/suf/dit)