CIJERUK – Rencana pembangunan Hotel Novotel di Kampung Cijeruk, Desa Palasari, Kecamatan Cijeruk yang memakan lahan sekitar dua hektare mendapatkan penolakan warga sekitar. Pasalnya, warga khawatir pembangunan hotel tersebut tidak melibatkan warga sekitar dalam hal pembangunan dan perekrutan tenaga kerja. Seperti yang terjadi saat pembangunan Bogor Village, pengelola mempekerjakan orang dari luar Palasari dan hanya mengakomodasi satu orang warga sekitar. Tak ingin itu terulang, warga kompak menolak rencana pembangunan Novotel.
Seperti yang diungkapkan salah satu tokoh warga, Maulana (43). Dirinya yang mengakomodasi warga meminta pemerintah mengkaji ulang izin lingkungan yang sudah ada. Pasalnya, warga sekitar yang berjumlah 121 orang tidak seluruhnya dilibatkan untuk memberikan izin lingkungan.
“Warga jumlahnya ratusan, yang tanda tangan hanya 15 orang,” tegasnya. Tak hanya itu, Bogor Village yang memiliki rumah contoh juga dikeluhkan warga karena disinyalir telah menyewa preman bayaran untuk menghadang keberadaan warga yang menentang pembangunan.
“Tindakan manajemen yang memelihara centeng, membuat kami semakin bulat untuk tidak mengizinkan rencana pembangunan,” tuntutnya. Warga, lanjut dia, hanya ingin dilibatkan dalam pemba ngunan dan perekrutan tenaga kerja yang ditulis hitam di atas putih. Sementara itu, Ketua RT setempat, Sambas, membenarkan hal tersebut. Manajemen tidak pernah melibatkan warga sekitar dalam rencana pembangunan. Padahal, pengurusan izin harus dimulai dari masyarakat paling bawah. “Warga tidak dilibatkan, izin lingkungannya juga sangat diragukan,” pungkasnya.
(nto/b/ suf/dit)