CIAWI - Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS) masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Pemerintah Kabupaten Bogor. Bukan hanya terhadap pelakunya,tapi juga perlu adanya pengawasan yang sangat ketat terhadap tempat-tempat yang biasa dijadikan tempat mangkal mereka.
Sebut saja di Pertigaan Ciawi, para gelandangan dan pengemis (gepeng) banyak berkeliaran. Mereka meminta sedekah dari para pengendara sampai pejalan kaki. Tentunya sangat mengganggu pemandangan dan ketertiban. Terlebih terkadang para pengemis itu sampai ke tengah jalan raya dan tak jarang menimbulkan kemacetan.
Ironisnya,gepeng yang ada bukan warga Kabupaten Bogor, mereka berasal dari Cianjur hingga Sukabumi. Satgas PMKS Kabupaten Bogor mengaku sudah kebingungan dengan aktivitas gepeng itu. Padahal penertiban sudah sering dilaksanakan yang bekerja sama dengan Satpol PP Kabupaten Bogor.
Menurut anggota Satgas PMKS Kabupaten Bogor Yohana, untuk menarik rasa belas kasihan pengemis itu sampai ada yang membawa balita. ”Padahal anaknya kemarin pernah terkena busung lapar dan ditangani PMKS sampai-sampai kami yang menjaganya di rumah sakit, setelah sembuh malah diajak ngemis lagi,” kesalnya.
Selain warga dari luar Kabupaten Bogor, masih menurutnya, ada juga warga Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung yang mengemis di Pertigaan Ciawi. ”Seperti pak Icha ini, dia biasanya kerja jadi tukang urut, sekarang malah ngemis,” jelasnya.
Icha mengaku tergiur dengan penghasilan mengemis, karena bisa lima kali lipat dari penghasilannya sebagai tukang urut. ”Saya pertamanya dengar-dengar saja, ternyata mengemis lebih menjanjikan ketimbang ngurut, hasilnya bisa sampe 200 ribu per hari,” katanya.
(ash/b/suf/dit)