Koordinator aksi unjuk rasa sekaligus Presiden BEM Mahasiswa Unida, Sandi Maftuh Firdaus mengatakan, kenaikan BBM sudah bertentangan dengan NAWACITA Jokowi - JK. Karena hal itu bukan membangun ekonomi kerakyatan, tetapi justru sebaliknya malah mematikan ekonomi. "Akibat kenaikan BBM, mau tidak mau masyarakat yang memiliki ketergantungan terhadap BBM akan menjadi sulit untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhannya. Karena, dipaksa membeli BBM yang non bersubsisdi, "katanya.
Ia memastikan, hal ini juga akan memukul rakyat, mengingat harga-harga kebutuhan pokok juga akan ikut naik menyebabkan rakyat semakin tercekit. Begitu pula, dengan kenaikan BBM akan berdampak pada terjadinya inflasi. Seperti harga yang semakin mahal tidak di imbangi dengan daya beli masyarakat, termasuk harga produksi dan distribusi barang ikut menjadi tinggi. "Dipastikan juga jika banyak perusahaan yang tidak mampu menggaji karyawannya akan terjadi PHK besar-besaran. Sehingga bertambah lagi angka pengangguran, "ujarnya.
Karena itu,lanjutnya,para pengunjuk rasa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa menuntut agar Pemerintah mengembalikan ketersediaan BBM bersubsidi di setiap SPBU di seluruh Indonesia dan menolak keras kebijakan Jokowi - JK yang telah menaikan harga BBM. "Kami menuntut Pemerintah Jokowi - JK juga harus menurunkan kembali harga BBM, jika memang berpihak pada rakyat sesuai janjinya dimasa kampanye pilpres.," harapnya.
(ash/b/suf)