CIAWI - Pembangunan Jalan Tol Bocimi berdampak pada perputaran roda ekonomi jalur protokol. Hal itu terlihat saat uji coba, sebulan yang lalu. Kendaraan yang seharusnya melewati jalur utama,lebih memilih pada jalan bebas hambatan. Akibatnya ribuan calon konsumen tidak terjaring.
Restoran dan sejumlah pedagang lapak buah sangat terkena imbas. Karena biasanya para pengunjung atau pembeli sebagian besar dari wisatawan yang berkunjung ke Sukabumi dan sekitarnya. Hal tersebut diungkapkan langsung salah satu pedagang buah di jalur protokol Bocimi Dede. Omset dagangan miliknya mengalami penurunan drastis.
"Banyak mobil yang masuk jalan tol,dagangan kami sepi pembeli. Biasanya pada hari libur,penghasilan bisa tembus Rp3 sampai Rp4 juta,tapi lebaran kemarin malah hanya dapat Rp300 ribu perhari," keluh dia. Hal serupa juga dikatakan pedagang kuliner ayam bakar dan pecel lele Ahmad (43). Dia mengaku penghasilannya turun drastis saat jalan tol dibuka. "Jarang mobil yang lewat,pembeli juga hampir tidak ada,penghasilan tidak usah ditanya,sangat jauh dengan hari - hari biasa," ungkapnya.
Bagi para pelaku usaha,melihat gelagat yang kurang menguntungkan,tidak sedikit mereka memindahkan lokasi usahanya dari kawasan jalan protokol sekitar ruas Ciawi – Cigombong ke wilayah Cicurug sampai parung kuda. "Kalau kami bertahan,jelas akan rugi,karena perputaran uang sangat kecil. Tapi untuk jalur Cicurug sampai Parungkuda,peluang usaha berkembang masih terbuka," tuntasnya.(ash/b/suf)