METROPOLITAN - Harga - harga bahan pokok yang sudah melambung tinggi, membuat sebagian konsumen menjerit.Apalagi untuk rumah tangga yang masih dalam kategori pra sejahtera,tentunya menjadi permasalahan yang sulit diselesaikan. Bukan hanya kebutuhan pokok,makanan tradisonal seperti Jengkol, di Pasar Ciawi tembus diangka Rp80 ribu perkilogram.Kontan saja di sejumlah warung nasi,makanan yang berbahan dasar jengkol sangat sulit didapatkan.
"Kalau untuk masakan jengkol bisa dihilangkan sementara,tapi kalau untuk olahan yang memakai telur sangat sulit,padahal harganya sama - sama melejit," ungkap Maman(52) pengusaha warung nasi di Simpang Ciawi. Solusinya,sambung dia,harga jual yang dinaikan,tapi konsekuensinya makanan dari telur kurang laris tidak seperti biasanya. Hal tersebut sangat berpengaruh pada omset warung. "Biasanya orang kalau punya uang sedikit bisa makan sama telur,sekarang kalau mau makan telur,harganya sedikit mahal. Orang lapar diperjalan pilih makan gorengan,ketimbang makan disini," keluhnya.
Hal serupa juga dituturkan konsumen Pasar Ciawi dari kalangan rumah tangga Pra sejahtera,Yati(40). Dia mengaku sangat sulit mengatur uang belanja yang didapat dari penghasilan suaminya yang pas –pasan. "Penghasilan suami tidak bertambah,belanja malah semakin mahal,dengan uang yang sedikit saat ini bisa beli beras sama garam saja sudah untung," tutupnya.
Kenaikan berbagai bahan makanan tersebut,menurut kepala UPT pertanian Ciawi Teguh irianto,adalah musim kemarau. Menurutnya iklim sangat mempengaruhi terhadap pola tanam dan pola panen, sehingga siklus bahan makanan yang dihasilkan dari produk pertanian akan sedikit tersendat."Tanaman itu jelas butuh air,dan sebagian petani sangat bergantung kepada air hujan sebagai sarananya,jika air tidak ada,jelas saja petani pasti mengurangi tanamannya,ujung - ujungnya hasil panen merosot," papar dia.
Alih fungsi lahan pertanian,lanjut Teguh,juga bisa menjadi penyebab melonjaknya harga bahan makanan dan sayur mayur. "Kalau lahannya tidak ada,petani mau tanam dimana,untuk itu perlu peran pemerintah dalam memberikan izin untuk pembangunan,terutama bagi swasta,sebab jika tidak dikaji dengan seksama,maka lahan pertanian akan habis," pungkasnya. (ash/b/suf)