METROPOLITAN - Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) kemarin, sejumlah guru dan kepala sekolah di SMPN 1 Cigombong mengenakan baju muslim. Mereka memakai sarung dan peci hitam maupun putih, sedangkan untuk guru wanita memakai gamis. Menurut Kepala SMPN 1 Cigombong, Wahyudin, penggunaan sarung memang identik dengan para santri. Selain adanya surat edaran hal ini juga untuk menghormati para ulama yang telah turut serta dalam pembangunan serta menjaga akhlak anak muda untuk tidak terpengaruh hal negatif. ”Ini bentuk penghormatan kepada para alim ulama, atas jasa-jasa mereka. Ini perintah langsung dari Sekretaris Daerah Jawa Barat langsung. Kami mengapresiasi surat edaran ini,” ujarnya. Wahyudin juga mengatakan, walau bukan santri setidaknya dapat meniru para santri yang dapat menjaga kaidah agama, terutama untuk anak sekolah. “Yang benar-benar santri, setahu saya belum pernah terlibat dalam tawuran atau hal negatif,”ujarnya. Sesuai dengan visi dan misi SMPN Negeri 1 Cigombong, yaitu memiliki program pendidikan terbaik dengan akhlak yang mulia dan cinta lingkungan, sehingga di sekolah semua programnya berbasis ilmu pendidikan agama. ”Anak didik kami dibimbing dengan dengan program pendidikan agama berupa ekstrakulikuler kelas agama. Ke depanya anakanak dapat membendung halhal yang negatif dan menjadi lulusan yang terbaik di sekolah ini,” ujarnya. (nto/b/els)