METROPOLITAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor gencar melaksanakan kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di sejumlah wilayah rawan bencana. Pembentukan ini sebagai upaya mendorong setiap kecamatan bisa membentuk satu Destana. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiap-siagaan BPBD Kabupaten Bogor, Dede Ardiansyah, mengatakan, tujuan dibentuknya Destana ini sebagai langkah membentuk kesiap-siagaan dalam menanggulangi bencana alam di masyarakat. ”Selain itu, ini juga menjadi langkah dalam pengurangan risiko bencana, baik di tingkat atas maupun masyarakat,” kata Dede usai memberikan materi soal Destana dalam kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana di Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk. Menurutnya, saat ini upaya penyelamatan atau pengurangan risiko bencana paling efektif dilakukan masyarakat. Mengingat masyarakat lebih tahu serta mengetahui potensi daerah mana yang rawan bencana. ”Kita tidak mungkin lebih cepat sampai di lokasi apabila bencana sewaktu-waktu datang. Kalau mengandalkan aparat dari kabupaten terlalu jauh jarak dan waktunya,” paparnya. Akan tetapi, sambung Dede, jika masyarakat telah dilatih dan siap siaga, maka saat terjadi bencana penyelamatan dan pertolongan bisa dilaksanakan. “Ini yang dimaksud bisa mengurangi risiko bencana,” tuturnya. Dede menyebutkan, saat ini pembentukan Destana baru ada 45 desa. Jumlah ini masih jauh dari kondisi basis data 250 desa rawan bencana di Kabupaten Bogor. ”Kami berharap ada percepatan untuk pembentukan Destana. Paling tidak dalam periode kepemimpinan Bupati Ade Yasin sudah bisa terbentuk semuanya,” imbuhnya. Tak hanya itu, Dede juga meminta mereka yang dilatih mampu mengidentifikasi daerah rawan bencana sekaligus memahami pengurangan risiko tentang apa yang bisa dilakukan di daerahnya. Sebab, Kabupaten Bogor memiliki potensi rawan bencana secara merata. Di antaranya seperti potensi bencana di musim hujan dan musim kemarau kekeringan. ”Bogor ini punya potensi bencana merata, seperti di selatan yang secara morfologi berbukit, bergunung dan berlereng potensinya longsor dan banjir bandang. Basisnya adalah Tanjungsari lalu timur, selatan sampai Sukajaya. Untuk Bogor Utara Jonggol, Cileungsi, Gunungsindur serta Parungpanjang potensinya banjir dan kekeringan,” terangnya.(nto/c/feb/py)