METROPOLITAN - Realisasi pembangunan bendungan Ciawi-Sukamahi terus digeber untuk mengurangi banjir ibu kota DKI Jakarta. Staf Khusus Kementerian PUPR Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali, mengatakan, pembangunan Bendungan Ciawi-Sukamahi kini sudah berjalan 60 persen. Namun proses pengerjaannya terhalang pembebasan lahan dan Covid-19. ”Kita berharap akhir 2022 itu sudah beroperasi,” terang Firdaus, Rabu (7/10). Jika bendungan itu sudah beroperasi, lanjut dia, maka banjir di ibu kota akibat luapan Kali Ciliwung bisa dikurangi sekitar 17 hingga 29 persen dari biasanya. ”Itu baru keberadaan bendungan. Belum kalau normalisasi Kali Ciliwung berjalan, otomatis bertambah,” ujarnya. Firdaus merinci kehadiran dua bendungan itu bisa mengurangi banjir di Jakarta hingga 17 persen jika hujan mengguyur semua kawasan. Mulai hulu Ciliwung di Bogor hingga hilir di Jakarta. Banjir akan berkurang hingga 20 persen jika hujan hanya terjadi di kawasan Bogor. Banjir akan berkurang hingga 29 persen jika hujan tidak mengguyur sejak kawasan hulu hingga Manggarai, Jakarta Pusat. Pengurangan intensitas banjir akibat luapan Ciliwung, sambung dia, bisa lebih dari itu jika normalisasi Kali Ciliwung dituntaskan. Ditambah dengan pembuatan embung di sepanjang aliran dan reboisasi di kawasan hilir. ”Kalau itu dilakukan semua, itu akan signifikan. Bisa kendalikan sampai 70 persen,” terang pakar Bioteknologi Lingkungan dari Universitas Indonesia itu. (re/feb/py)