METROPOLITAN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi dengan Badan Pengelolaan Jaminan Sosial (BPJS) menandatangani adendum Perjanjian Kerjasama (PKS) terkait penambahan Klinik Nyeri di aula RSUD Ciawi lantai 4, kemarin. Kegiatan penandatanganan adendum PKS ini dilakukan langsung Direktur Utama RSUD Ciawi M Tsani Musyafa dan Kepala BPJS Kesehatan cabang Cibinong Ondrio Nas dengan dihadiri Deputi Direksi wilayah Jabodetabek Bona Evita. Penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kualitas layanan dan perluasan kesehatan terhadap peserta, Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Deputi Direksi wilayah Jabodetabek, Bona Evita, mengatakan, Klinik Nyeri ini merupakan hasil inovasi dari RSUD Ciawi berupa Instalasi Manajemen Nyeri (IMANI). “Koordinasi mutu layanan terhadap pasien JKN-KIS terus ditingkatkan. Penandatanganan adendum PKS Klinik Nyeri ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang telah terjalin dengan RSUD Ciawi. Hal ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien Program JKN-KIS yang mempunyai gangguan nyeri kronis,” bebernya. IMANI atau dikenal dengan Bogor Pain Center merupakan inovasi dari RSUD. Ini merupakan layanan dalam bentuk instalasi rumah sakit pertama di Indonesia yang memberikan layanan multidisiplin dalam penanganan nyeri. Selain dilengkapi alat medis yang lengkap, Bogor Pain Center RSUD Ciawi juga dilengkapi fasilitas seperti ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang persiapan tindakan hingga ruang pemulihan. Sementara itu, Direktur Utama RSUD Ciawi, dokter Tsani Musyafa, mengatakan, rumah sakit pemerintah ini bertujuan agar masyarakat hadir. ”Jadi, ketika ada penambahan layanan, yang pertama CAPD dan kedua layanan nyeri, maka ini sebuah nilai kemanfaatan yang harus patut disyukuri. Sebab, keberadaan RSUD Ciawi di tengah masyarakat cukup baik,” ujarnya. Sekadar diketahui, RSUD Ciawi telah membuka layanan Klinik Nyeri sejak 2020 dan kini telah menjadi Instalasi Manajemen Nyeri pertama di Indonesia. (jal/c/els/py)