Pada momen Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional (Hantaru), Bupati Bogor, Ade Yasin, meminta warganya siap siaga. Mengantisipasi bencana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bersama Kementerian ATR/BPN menanam pohon di kawasan Puncak, kemarin. MENURUT Ade Yasin, November ini bulan hati-hati bencana dan Desember puncaknya. ”Jadi, saya imbau masyarakat selalu waspada dan siaga,” ujar Ade Yasin usai penanaman ratusan bibit pohon di kawasan Telaga Saat. Selain itu, Ade Yasin juga meminta masyarakat, baik di hulu Ciliwung maupun hilir Ciliwung, bersama menjaga alam. ”Untuk yang di bawah (hilir Ciliwung) sebaiknya tidak membuang sampah di sungai. Juga yang di atas (hulu Ciliwung) jangan menebang pohon,” imbaunya. Terkait penanaman pohon, Kementerian ATR/BPN fokus pada upaya penyelamatan kawasan Puncak lebih masif. Selain menanam pohon, Kementerian ATR/BPN juga membuat sumur resapan. Target yang diharapkan adalah sebanyak 50.000 pohon dapat ditanam hingga akhir 2021 dan sebanyak 500 sumur resapan dapat disiapkan. ”Hari ini dilaksanakan penanaman 5.000 pohon dan pembangunan 100 sumur resapan secara serentak dengan melibatkan komunitas masyarakat,” terang Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/ BPN), Surya Tjandra. Surya menjelaskan, Kementerian ATR/BPN telah menginisiasi fasilitasi penanaman pohon dan pembangunan sumur resapan di Puncak dengan konsep perlindungan lingkungan hidup sekaligus pemberdayaan masyarakat. “Kegiatan penanaman ini simbolik, kita mau menghutankan lagi kawasan Puncak. Hari ini secara simbolik, kita juga jalan kaki atau teawalk,” papar Surya. Kegiatan Hantaru 2021 ini dihadiri Wagub Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan Banten dan Bupati Bogor. Hadir pula seluruh Direktur Jenderal (Dirjen) dari Kementerian ATR/BPN, perwakilan dari IPB University dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, Cianjur dan Sukabumi. ”Yang paling konkret untuk Puncak ya menanam pohon, memang problemnya di situ. Kedua dalam jangka panjang kita beresin tata ruangnya, intinya kita kerja kolaboratif,” tutur Surya. Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, UU Ruzhanul Ulum, mengungkapkan, banjir yang sering terjadi di Jawa Barat bagian Selatan disebabkan pohon-pohon di hulu ditebang dan dialihfungsikan untuk jadi pendapatan masyarakat. “Itu yang kita khawatirkan. Jadi, ketegasan pemerintah pusat sangat dibutuhkan dan kita siap mendorong,” ujarnya.(jal/c/els/py)