CILEUNGSI - Pasca pembangunan Pasar Cileungsi, banyak para pedagang yang awalnya berjualan di pasar kini beralih ke kolong flyover untuk menjajakan dagangannya. Hal ini pun membuat kumuh area flyover dan tentunya mengganggu aktivitas lalu lintas.
Informasi yang dihimpun, para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang memadati area flyover tersebut awalnya berdagang di Pasar Cileungsi. Namun saat pasar tersebut dibangun, para pedagang tak mendapatkan kios yang bisa ditempati untuk berjualan. Padahal, pedagang telah memiliki kartu kuning sebagai jaminan untuk mendapatkan kios.
Ternyata setelah dibangun, Pasar Cileungsi yang pengelolaannya diserahkan pada pihak ketiga, yakni PT Bangunbina Persada, menimbulkan banyak permasalahan baru. Salah seorang PKL yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, ada beberapa pedagang di Pasar Cileungsi yang memiliki kios lebih dari dua. Hal ini tentu membuat pedagang lama tak kebagian kios. “Ada beberapa pedagang yang sampai punya empat, bahkan lima kios,” katanya.
Sementara itu, Manajer PT Bangunbina Persada Komara berkilah. Menurutnya, tak ada pedagang yang memiliki banyak kios di Pasar Cileungsi ini. Kalaupun ada, itu hanyalah toko emas yang memiliki empat kios. “Kalau toko emas memang dari dulunya punya kios lebih dari dua,” kilahnya.
Komara menjelaskan, hampir semua kios di Pasar Cileungsi sudah ada pemiliknya. Hanya ada beberapa kios saja yang belum terjual. “Ada sekitar sepuluh kios lagi yang masih belum terjual,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Camat Cileungsi Renaldi menuturkan, permasalahan tersebut sudah ia dengar. Sementara berdasarkan informasi dari PD Pasar Toga serta paguyuban pedagang, PKL di flyover tersebut memang para pedagang yang berasal dari pasar. “Kami akan mendalami dulu masalah ini dan kami akan usahakan agar pedagang tersebut bisa masuk lagi ke pasar,” singkatnya.
(pb/yok/run)