JONGGOL - Dalam 20 tahun terakhir, jembatan gantung yang terbuat dari bambu di perbatasan Kecamatan Jonggol dan Kecamatan Sukamakmur, rusak akibat diterjang banjir bandang. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, sebab jembatan bambu tersebut sudah mulai rusak dan banyak kendaraan roda dua yang terperosok. Bahkan, hingga merenggut nyawa pengendara lantaran hanyut terbawa arus Sungai Cipamingkis.
Keberadaan jembatan gantung dengan lebar satu setengah meter dan panjang lebih dari seratus meter ini menjadi penghubung dua desa yang berada di perbatasan, yakni Kampung Tegal, Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukamakmur dan Kampung Dayeuh, Desa Sukanagara, Kecamatan Jonggol.
Pengurus jembatan, Imam (50) mengatakan, keberadaan jembatan gantung dari bambu ini sudah berumur 20 tahun yang dibangun masyarakat dengan dana swadaya untuk memudahkan aktivitas masyarakat.
“Jembatan gantung ini sudah tiga kali ambruk diterjang banjir bandang dan hingga kini Pemkab Bogor belum memperbaiki jembatan ini. Padahal, jembatan ini merupakan akses penghubung masyarakat di dua kecamatan,” katanya.
Ia pun berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor segera membangunkan jembatan permanen untuk kebutuhan warga. Sebab, akses masyarakat akan sangat sulit jika tak ada jembatan.
Sementara itu, salah satu warga Desa Sukaresmi, Hidayat (40) mengatakan, jembatan gantung tersebut merupakan akses jalan bagi warga menuju pasar, sekolah, puskesmas serta karyawan yang bekerja di pabrik sekitar.
Namun, keberadaan jembatan tersebut hanya bisa dilalui satu roda dua.
(pb/ yok/run)