GUNUNGPUTRI - Masyarakat Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, mempertanyakan keberadaan proyek peningkatan Jalan Wanaherang-Bojongkulur. Pasalnya, pemborong melakukan pengerjaan proyek yang didanai APBD Kabupaten Bogor itu asal-asalan.
Salah seorang warga Kampung Bubulak, Desa Bojongkukur, Adi (25), mengatakan bahwa beberapa pekan lalu pengecoran lanjutan terlihat di titik depan GOR Badminton Aneka Sport dan pengerjaannya terkesan asal-asalan. ”Saya lihat olahan semen yang keluar dari molen seperti sudah hampir mengeras. Keesokan harinya, setelah coran sudah mengeras, terlihat menggumpal,” ungkapnya kepada Metropolitan, kemarin.
Ia menjelaskan, dari awal pengerjaan proyek tersebut, dasar pengecorannya pun terlihat tidak rata. Akhirnya, kondisi jalan pun menjadi bergelombang. ”Proyek jalan ini menggunakan uang rakyat yang diambil pemerintah dari pajak, maka saya sebagai rakyat mempunyai hak untuk protes jika pengerjaan jalan ini amburadul,” tegasnya.
Senada, Prida (35) mengungkapkan, selama proses pembangunan proyek itu dari tahap ke tahap tak pernah dinas terkait memantau pengerjaan tersebut. ”Kalau ada dinas yang memantau, pasti pengerjaannya akan lebih bagus, tidak berantakan seperti ini,” ungkapnya.
Dirinya pun sangat menyayangkan sikap Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Bogor yang terkesan cuek terhadap proyek peningkatan jalan tersebut. Padahal, jalan ini untuk kemaslahatan masyarakat. ”Saya kecewa dengan hasil pengecoran ini. Kita berbatasan dengan Kota Bekasi, bisa terlihat hasil nya antaran jalan yang masuk Kota Be kasi dengan jalan di Kabupaten Bogor sangat jauh perbedaannya,” keluhnya.
Sekadar diketahui, PT Karya Papindo Jaya menjadi kontraktor penyedia jasa peningkatan Jalan Wanaherang-Bojongkulur Paket IV dengan nilai kontrak Rp3.663.656.000 yang tertera di papan proyek tersebut, dengan konsultannya PT Triexnas.
Sedangkan dalam buku sosialisasi titik-titik lokasi pengerjaan proyek di Kecamatan Gunungputri, proyek peningkatan Jalan Wanaherang-Bojongkulur Paket IV ini memiliki pagu anggaran yang lebih besar daripada yang tertera di papan proyek pengerjaan, yakni Rp 4.117.590.000. Entah ada perubahan anggaran atau seperti apa, yang jelas ada selisih anggaran dari pagu anggaran yang disosialisasikan dengan nilai kontrak pengerjaan sebesar Rp453.934.000. (tri/b/sal/run)