CITEUREUP - Pergi pagi pulang sore dengan harapan karung terisi, Iyam (38) yang ditemani anaknya menyisir jalanan untuk mengais rezeki dengan memulung. Berbekal karung bekas ia berharap mendapatkan barang bekas yang nantinya dapat ditukar dengan lembaran rupiah. Perempuan yang tinggal di RT 04/07 Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup adalah salah satu potret kemiskinan yang luput perhatian pemerintah.
Iyam mengatakan, dirinya dan anaknya terpaksa mencari barang bekas untuk membeli beras, selama ini dirinya tidak pernah mendapatkan beras raskin.
" Tidak ada bantuan apapun yang saya terima dari pemerintah,”ungkapnya kepada Metropolitan, kemarin.
Ia mengaku suaminya bekerja serabutan, ini semua ia lakukan untuk membantu suami menghidupi keluarga demi ke empat anaknya.
" Saya ihklas melakukan pekerjaan ini, ketimbang saya mengemis," tuturnya.
Ada rasa sedih ketika dirinya sedang memulung karena anaknya harus ikut. Sementara kedua anaknya harusnya bermain dengan anak seusianya. Tapi mereka memilih untuk membantunya.
" Anak saya yang nomor satu dan dua tidak sekolah, sedangkan yang nomor tiga usianya baru enam tahu, nanti kalau ada uang saya sekolahkan,”tuturnya.
Ia melanjutkan, sekolah tersebut memang gratis, tetapi yang membayar orangtuanya. Dengan harus membeli buku, seragam, ongkos, terkadang ada kegiatan sekolah yang harus dibayar. Makanya anaknya tidak sekolah dan untuk makan saja susah apalagi membiayai yang lainnya. Dirinya berharap pemerintah bisa membantunya.
" Saya tidak punya jaminan kesehatan, saya juga tidak pernah menerima bantuan,” pungkasnya.
Pantauan Metropolitan keluarga Iyam mengais rejeki dengan memungut barang bekas, setelah penuh terisi semua anggota keluarganya membawa barang bekas untuk dijual.
(tri/b/sal)