CILEUNGSI - Beberapa waktu lalu, sejumlah sopir bus dan angkot di Terminal Cileungsi mengeluh terhadap keberadaan Bus Transjakarta yang beroperasi melewati wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Para sopir angkot dan bus tersebut mengeluh lantaran khawatir pendapatannya menurun dengan adanya penembahan Bus Transjakarta tersebut.
Terlebih, Bus Transjabodetabek diketahui memasang tarif yang terbilang cukup terjangkau, yakni Rp 10 ribu.
Menanggapi hal itu, Kabid Pengawasan Dishub Kabupaten Bogor, Bisma Wisuda mengatakan bahwa persoalan tersebut saat ini sudah ditangani oleh pihak Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek.
"Iya sekarang sudah berangsur kondusif, dari kami pun kemarin sudah memberikan pengertian kepada para sopir yang mendemo, karena untuk penumpang Transjabodetabek sendiri itu segmennya kalangan menengah atas atau premium," ujarnya kepada wartawan, baru-baru ini.
Dia pun menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya melarang Bus Transjabodetabek untuk berhenti mengetem di sembarang tempat, apalagi di sekitar Terminal Cileungsi.
"Iya jadi hanya sebatas lewat saja, kalau berhenti menunggu penumpang tidak boleh, bus tersebut tujuannya ke perumahan Meetland," tuturnya.
Bisma menambahkan untuk pengoperasian Bus Transjabodetabek di kawasan Cileungsi sendiri sudah dikeluarkan oleh BPTJ.
"Jadi memang sudah ada izinnya, kalau untuk pengawasan kita terus lakukan," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala BPTJ, Bambang mengatakan, dengan ditambahnya unit Bus Transjabodetabek pasca diterapkannya sistem ganjil genap itu tidak bermaksud untuk merebut penumpang angkot atau bus reguler.
Sebab, kata dia, segmentasi penumpang untuk Bus Transjakarta itu sendiri adalah kalangan menengah atas atau premium.
"Sasarannya itu penumpang baru, bukan yang sudah ada, jadi bukan berarti merebut penumpang bus reguler," ujarnya.
(trb/sal)