bogor-timur

Bekas Hambalang Jadi Sarang Maksiat

Sabtu, 7 Juli 2018 | 10:46 WIB

-

CITEREUP - Sejak hiruk pikuk pembangunan pusat pendidikan olahraga yang terletak di sebuah bukit Desa Hambalang, Kecamatan Citeurep, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terhenti, wilayah ini berubah menjadi kawasan sepi. Proyek yang memakan dana Rp 2,7 triliun yang kini mangkrak itu dimanfaatkan para muda-mudi untuk berpacaran.

Bahkan, lebih sering dijadikan arena pesta minuman keras (miras), mulai dari tuak, intisari dan minuman receh kelas pedesaan. Setiap hari sepanjang jalan dari bawah bukit sampai Kompleks Hambalang kerap ditemui para muda-mudi berkencan singkat di atas sepeda motor, di dalam hutan alangalang, atau di dalam kompleks. Jalan ini dibangun mulai dari ujung permukiman di kaki bukit lalu menanjak hingga ke lokasi proyek di atas Bukit Hambalang. Karena letak proyek di atas bukit, kontur jalannya pun curam dan berkelok-kelok. Di beberapa titik, kemiringan jalan bahkan mencapai 45 derajat. Kendaraan yang fungsi remnya tak memadai, sebaiknya tidak melalui jalan di kawasan ini.

Selain curam, jalanan menuju proyek Hambalang juga sepi. Di kanan-kiri jalan hanya terdapat hutan berisi pepohonan besar hingga sepanjang lebih dari 1 kilometer. Pada pagi atau sore hari, lokasi ini sangat sejuk. Namun, waktu malam akan berubah menjadi mencekam karena lokasi ini tak dilengkapi dengan penerangan yang cukup.

Menurut warga, jalan aspal ini sudah berumur lebih dari 10 tahun. Karenanya, tak heran jalan yang tadinya mulus kini telah retak di beberapa titik. Bahkan, warga seringkali memergoki pasangan yang berbuat asusila di semak-semak atau di balik pepohonan yang rindang.

“Pasangan yang pacaran di sepanjang jalan itu mulai usia SMP hingga pasangan paruh baya,” ujar Dadang .

Menurutnya, para muda mudi ini tak segan melakukan perbuatan tak senonoh di pinggir jalan. Pasalnya, sangat jarang orang yang lewat jalan tersebut. Biasanya setiap pasangan datang dengan mengendarai motor, lalu parkir di pinggir jalan dan melakukan aksinya.

“Ada pula pasangan yang sengaja meninggalkan motor di pinggir jalan dan masuk sedikit ke hutan berduaan,” bebernya.

Hal senada dikatakan, Ratno(45) warga sekitar lokasi proyek, mengatakan, belum pernah melihat aparat setempat menertibkan para pasangan yang berpacaran.

“Paling-paling petugas keamanan proyek Hambalang yang berpatroli. Namun, mereka juga biasanya tak bisa berbuat apa-apa karena kalah jumlah. Selain tempat untuk berpacaran, jalanan ini juga menjadi tempat nongkrong pemudapemuda warga sekitar.,” ungkapnya.

Tak hanya itu, dilokasi pun sering ditemukan botol bekas minum minuman keras (miras), bahkan para pemuda sering kebut-kebutan di jalanan terjal ini menggunakan motor.(bt/yok)

Tags

Terkini