bogor-timur

Pupuk Mahal, Petani Klapanunggal Menjerit

Rabu, 23 Januari 2019 | 10:27 WIB

METROPOLITAN – Petani padi di Desa Cikahuripan, Kecamatan Klapanunggal, mengeluhkan langkanya pupuk urea di wilayahnya. Meskipun ada di tempat lain, harganya meroket hingga Rp260.000 yang dijual dalam bentuk eceran 20 kilogram. ”Desa Cikahuripan memang banyak lahan persawahan yang beralih fungsi menjadi perumahan. Akibatnya, penjual pupuk atau bibit padi jarang ditemui di Kecamatan Klapanunggal,” ungkap seorang petani, Rodiah, kemarin. Padahal, sambung Rodiah, masih banyak warga yang mengelola lahan sawahnya untuk menanam padi. Saat musim tanam tiba, petani terpaksa harus membeli bibit dan pupuk di kecamatan lain. ”Sawah saya penghasilannya lumayan. Setiap panen sekitar sembilan ton. Panennya setahun tiga kali. Tapi saya kesulitan pupuk dan bibitnya. Walau harganya mahal, terpaksa saya harus beli ke daerah Jonggol,” bebernya. Rodiah menuturkan, langkanya pupuk disebabkan banyaknya agen penjual pupuk urea yang bangkrut. Ia berharap pemerintah tetap memberikan fasilitas untuk penjualan dan pengadaan pupuk bersubsidi. ”Ya, mungkin karena lahan pesawahan di Klapanunggal ini sudah sedikit, banyak yang jadi pabrik dan perumahan. Jadi penjualannya tak seramai dulu. Para penjual banyak yang gulung tikar. Sayang kan. Padahal hasil beras di sini lumayan bagus,” keluhnya. (agi/els/py)

Tags

Terkini