bogor-timur

UI Latih Kader Posyandu Sigap Pantau Gizi Anak

Rabu, 7 Agustus 2019 | 09:53 WIB

METROPOLITAN - Tingginya angka stunting di Desa Babakanmadang, Kecamatan Babakanmadang jadi alasan tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menggelar pelatihan kader posyandu. Pemberdayaan kader di dalam mengelola posyandu dianggap sebagai upaya merevitalisasi posyandu untuk intervensi gizi spesifik pada anak.

Pelatihan bagi para kader dilaksanakan Jumat (2/8) di Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor. Program FKM UI dilatarberlakangi atas tingginya prevalensi stunting atau kurangnya tinggi badan anak dibandingkan teman seusianya. Kasus stunting ini salah satu beban masalah gizi di Indonesia yang hingga kini masih belum dapat ditanggulangi dengan baik.

Ketua Tim Pengmas FKM UI Profesor Ratu Ayu menuturkan, prevalensi stunting di Indonesia pada tahun lalu berada pada angka 30,8 persen. Padahal angka yang direkomendasikan WHO itu di bawah 20 persen. Sedangkan Desa Babakanmadang, memiliki prevalensi stunting yang lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata nasional, yakni mencapai 31,7 persen. Sehingga dijadikanlokasi prioritas penanggulangan stunting,. “Berangkat dari permasalahan tersebut, maka kami membuat program aksi nyata bagi masyarakat setempat yang diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan stunting,” ujar Ratu.

Tim Pengmas FKM UI memilih menjalankan program merevitalisasi posyandu karena belum maksimalnya peran posyandu. Posyandu sebagai pelayanan kesehatan dasar masih minim angka kunjungan serta keterampilan kadernya. Kinerja posyandu juga dianggap belum optimal ditandai dengan jumlah kader di setiap posyandu yang tidak sesuai dengan ketentuan. Belum adanya tempat pelaksanaan Posyandu yang tetap, belum rutinnya pelaksanaan posyandu setiap bulan berkaitan dengan partisipasi aktif warga yang rendah untuk melakukan penimbangan terhadap balita sehingga angka kunjungan ibu balita ke Posyandu.

Berdasarkan hal inilah, diperlukan upaya untuk mengembalikan fungsi posyandu sebagai garda terdepan dalam pemantauan status gizi balita, pencegahan penularan penyakit infeksi melalui imunisasi serta penyuluhan gizi sehingga pada akhirnya dapat terjadi deteksi dini, pencegahan dan penanggulangan stunting. “Kami melatih kader dengan pemberian materi edukasi dalam bentuk permainan dan role-play agar lebih mudah dipahami dan diingat,” katanya.

Ia berharap aksi nyata yang dilakukan tim Pengmas FKM UI dapat meningkatkan kinerja, pengetahuan, kapasitas, keterampilan, kemandirian, dan komitmen kader serta rasa kepemilikan warga terhadap Posyandu sehingga angka kunjungan posyandu semakin meningkat. “Harapan lainnya terjadi peningkatan pengetahuan ibu terkait kesehatan ibu dan anak sehingga stunting dapat dengan lebih mudah terdeteksi serta ditangani dengan tepat dan cepat,” pungkasnya. (len/els)

Tags

Terkini