METROPOLITAN - Di tengah wabah virus corona (Covid-19), petugas kebersihan terus membersihkan sampah penyumbat Sungai Cikeas. Sampah bambu kembali menyumbat aliran Sungai Cikeas. Kondisi ini membuat dua perumahan warga di Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi terancam banjir. “Tahun ini sudah tiga kali sampah menggunung di aliran Sungai Cikeas. Tahun lalu ada 13 kali kejadian serupa,” ujar Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi- Cikeas (KP2C), Puarman, saat mendampingi petugas dalam gerakan bersih-bersih sampah bambu, kemarin. Petugas pembersih didatangkan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi. Mereka berjibaku dengan tetap menjaga jarak sesuai protokol kesehatan pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19. “Di tengah wabah corona, KP2C bersama Tim Katak DLH Kota Bekasi berjibaku membersihkan sampah bambu,” katanya. Menurut Puarman, kegiatan bersih-bersih harus segera dilakukan. Bila terlambat, gunungan sampah berpotensi menimbulkan banjir di Perumahan Vila Nusa Indah 3 di Kabupaten Bogor dan Puri Nusaphala di Kota Bekasi. “Bila terjadi banjir, kondisinya akan makin berbahaya karena bisa terjadi kerumunan. Karena itu, gerakan bersih-bersih ini sangat penting karena menyangkut nyawa banyak orang,” terangnya. Sejak 2019, KP2C sudah berulang kali meminta tiga pemda turun tangan menyelesaikan akar masalah sampah bambu yang tidak berkesudahan, meski sudah dibersihkan berulang kali. Sayangnya, hingga kini solusinya belum ditemukan. Sumber sampah bambu, menurut data KP2C, 50 persen berasal dari Kabupaten Bogor, 25 persen Depok dan 25 persen Kota Bekasi. Dalam kegiatan itu, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bogor memberikan masker kepada Tim Katak DLH Kota Bekasi sebagai wujud kebersamaan dan dukungan terhadap protokol kesehatan. “Masker tersebut diserahkan Ketua FPRB Kabupaten Bogor, Budi Aksomo, didampingi Puarman sebagai koordinator Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat FPRB,” tukasnya. (all/rb/els/py)