METROPOLITAN - Menanggapi keluhan warga terkait proyek rehabilitasi fungsi jaringan irigasi Cigoha di Kampung Pasirkalong, RT 14/04, Desa Antajaya, Kecamatan Tanjungsari, anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Fathoni, langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak), kemarin. Pria yang akrab disapa Fathoni itu mengatakan, saat sidak ke lokasi proyek irigasi yang dikerjakan CV Haskar Persada, dirinya menemukan beberapa mekanisme pengerjaan yang tidak sesuai. Selain itu, kualitas ketahanan irigasi yang menelan anggaran Rp720,5 juta tersebut juga sangat diragukan. Bahkan, dalam kurun waktu satu tahun setelah proyeknya selesai dapat dipastikan roboh. ”Padahal pasangan batu kali itu tidak diperuntukkan menahan dorongan dari samping. Dia hanya menahan beban dari atas seperti tanggul kanan kirinya. Apalagi yang sedang dibuat saat ini, saya sangsi bisa bertahan satu tahun. Bahkan, sebelum satu tahun pasti sudah roboh lagi. Meskinya ada beton bertulangnya dalam jarak beberapa meter gitu,” bebernya kepada Metropolitan, kemarin. Politisi PKS itu menambahkan, pekerjaan seperti ini rawan karena pengawasannya sulit. Terlebih saat di lokasi proyek, pengawas konsultan maupun kontraktor tidak ada di lokasi. ”Rawannya itu karena masyarakat yang diminta mengawasi tidak tahu gambar atau spek yang diberi dinas itu seperti apa, pengerjaannya seperti apa. Makanya setelah ada keluhan saya datang ke sini memberi tahu secara resmi, tapi mana buktinya pengawas maupun konsultan tidak ada di lokasi,” geramnya. Ia melanjutkan, hasil dari sidak yang dilakukannya itu akan dibawa untuk dijadikan bahan evaluasi dalam rapat dewan. Apalagi, pengerjaan proyek tersebut tidak diawasi kontraktor dan konsultan pengawas. Sehingga untuk bahan material yang digunakan serta pengerjaannya diragukan kualitasnya. Jika ditemukan ada penyalahgunaan dan pelanggaran, ia meminta kontraktornya diganti. ”Masalah konsekuensinya saya harus cek dulu apakah benar material di lapangan beli dari luar, nanti kita tanya konsultan yang lebih tahu. Saya turun langsung ke sini untuk saya bawa ke rapat. Buktinya saya datang langsung ke sini saja nggak ada yang ngawasin. Ada juga mandor bahkan bawahan mandor. Kalau kontraktor nggak bisa benar ya ganti saja kontraktornya,” ujarnya. Saat ditemui di lokasi yang sama, Kades Antajaya, Andi Pamungkas, memberikan apresiasi kepada Achmad Fathoni yang mau turun sebagai bentuk kepedulian terhadap keluhan masyarakat. Untuk pengerjaan proyek, ia memastikan tak akan menghalangi atau mengganggu pengerjaan. Namun jangan sampai kontraktor mengurangi spek yang berdampak pada kualitas irigasi dan tidak bertahan lama. ”Kami sebagai pihak desa sangat mendukung program pemerintah. Apalagi demi kepentingan warga, saya juga tidak akan menghalang-halangi pihak terkait untuk membuktikan bila ditemukan ada suatu kesalahan dalam pengerjaan proyek. Tapi, kami berharap mempunyai bangunan yang bagus dan bertahan lama. Jangan sampai dengan adanya kemungkinan memakai bahan dari alam itu mengurangi kualitasnya,” bebernya. (jis/ els/py)