Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Gunungputri melaksanakan musyawarah cabang perkumpulan guru honorer se-Kecamatan Gunungputri, kemarin. Kegiatan itu memiliki tema ’Tumbuh Kembang Profesionalisme Guru dalam Menyukseskan Karsa Bogor Cerdas’ yang dilaksanakan di Gedung PGRI Cabang Gunungputri, Desa Cicadas, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, kemarin. MUSYAWARAH perkumpulan guru honorer itu diadakan untuk pembekalan materi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Sehingga bisa memberikan kesempatan kepada guru honorer agar bisa berkarier lebih baik lagi dan mampu menjadi guru Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sebab, selama ini ada keluhan pada proses penerimaan guru yang lolos dalam P3K. Yakni, meloloskan yang tergolong masih muda-muda dan baru. Hal ini dikeluhkan guru yang mengajar sudah puluhan tahun. Menanggapi keluhan itu, Ketua Umum Persatuan Guru Honorer (PGH) Kabupaten Bogor, Tohirudin, akan menyampaikan keluh kesah yang dialami para guru honorer kepada atasan agar bersemangat lagi untuk mengajar. ”Sebenarnya kembali kepada kebijakan di atas. Tapi harapan kami dengan adanya PGH dan PGRI kami terus bersama-sama mendorong supaya aturan ini ada pengkajian lebih mengutamakan orang yang mengabdi lebih lama. Mudah-mudahan ada perubahan,” katanya kepada Metropolitan, kemarin. Tohirudin juga mengaku akan mendengarkan keluhan para guru honorer yang ada di bawah dan mendorong untuk menyampaikan kepada di atas agar ada kesempatan menjadi guru PNS. ”Karena itu sudah dikaji dengan mendalam. Intinya bagi teman-teman guru honorer harus sering belajar agar bisa memahami sewaktu dites. Saya berharap diutamakan kejujuran, tidak ada titip-menitip yang lainnya. Siapa pun bisa ada kesempatan selama dia belajar dan belajar. Juga kembali pada nasib teman-teman,” ujar Tohirudin kepada Metropolitan, kemarin. Sementara itu, Ketua PGRI Ranting Gunungputri, Matoha, berharap hasil musyawarah perkumpulan guru honorer ini bisa menjadi bekal bagi guru honorer yang akan mengikuti ujian P3K yang nanti akan diadakan pemerintah. ”Alhamdulillah, dengan adanya musyawarah ini para guru honorer agar lebih bersemangat lagi belajar untuk mengikuti ujian-ujian yang akan diadakan pemerintah,” harap Matoha. Matoha mengajak para guru honorer agar lebih bersemangat lagi dan jangan berkecil hati menghadapi persaingan yang semakin kuat. ”Intinya jangan berkecil hati untuk para guru honorer. Harus tetap semangat untuk memperjuangkan impiannya menjadi P3K ke depannya,” pungkasnya. (ags/jis/els/run)