METROPOLITAN.ID - Sineas Ernest Prakasa, turut menyoroti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan secara drastis.
Pada penutupan sesi I, IHSG anjlok sebesar 395,8 poin atau 6,12 persen ke level 6.076,08.
Angka ini mencerminkan penurunan yang sangat signifikan, dan menjadi salah satu yang paling tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Pengelola SPBU di Bogor Ngaku Baru Dua Bulan Kurangi Takaran BBM, Polisi: Nggak Mungkin
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan sempat dihentikan sementara (trading halt) selama 30 menit, dari pukul 11.19 WIB hingga 11.49 WIB.
Langkah ini diambil sebagai bentuk mitigasi atas anjloknya indeks yang melebihi ambang batas penurunan 5 persen.
Trading halt tersebut bertujuan untuk meredam kepanikan pasar dan memberi waktu bagi para investor untuk menilai kembali strategi mereka di tengah gejolak yang terjadi.
Baca Juga: Pemkot Komitmen Wujudkan Zero Stunting Di Kota Bogor
Menanggapi hal tersebut, Ernest melontarkan sindiran pedas yang menyoroti ketidakmampuan "buzzer" atau pendengung media sosial dalam mengatasi masalah ekonomi mendasar.
"Kayaknya sih kalau masalah yang ini nggak bisa diatasi pake buzzer ya?" tulis Ernest dalam unggahannya seperti dikutip pada Rabu, 19 Maret 2025.
Banyak yang setuju dengan pandangan Ernest bahwa masalah ekonomi riil seperti penurunan IHSG tidak bisa diselesaikan hanya dengan narasi dan propaganda yang dikendalikan oleh buzzer.
Baca Juga: Bagikan Santunan dan Bukber Ramadan, PWI Kota Bogor Bahagiakan Ratusan Anak Yatim
Sebagaimana diketahui, buzzer sering digunakan untuk menciptakan opini positif terhadap pemerintah atau kebijakan tertentu.
Namun, dalam kasus anjloknya IHSG, tampaknya narasi yang dibuat tidak cukup kuat untuk mengalihkan perhatian dari realitas yang terjadi di pasar modal.