METROPOLITAN.ID - Film “Jodoh 3 Bujang” secara mengejutkan menempati posisi teratas daftar Top 10 Netflix Indonesia, mengungguli berbagai judul internasional.
Kesuksesan ini tidak lepas dari kombinasi cerita yang segar, unsur budaya yang kuat, hingga konflik yang dekat dengan keseharian masyarakat.
Dibintangi Jourdy Pranata, Christoffer Nelwan, dan Rey Bong, film ini bukan sekadar menghadirkan komedi, tetapi juga mengangkat nilai-nilai budaya Bugis-Makassar secara mendalam dan relevan.
Baca Juga: Mobil SUV Wuling New Alvez Resmi Meluncur di GJAW 2025, Tampil Lebih Stylish dan Penuh Fitur Baru
Berikut ulasan selengkapnya mengenai 6 faktor penting yang membuat film Jodoh 3 Bujang mendapat perhatian besar dari penonton di Netflix.
1. Cerita Diangkat dari Fenomena Nyata
Salah satu kekuatan utama film ini adalah premisnya yang bersumber dari tradisi sesungguhnya.
Yakni fenomena “Mappabotting Kambara” atau pernikahan kembar dalam budaya Bugis-Makassar.
Tradisi ini dilakukan untuk menghemat biaya upacara pernikahan yang dikenal cukup tinggi.
Baca Juga: Di Mana Saja Titik Operasi Zebra 2025 di Kota Bogor, Ada 9 Perkiraan Lokasi
2. Debut Film Fiksi Sutradara Peraih Piala Citra
“Jodoh 3 Bujang” menjadi film fiksi panjang pertama garapan sutradara Arfan Sabran.
Namanya telah dikenal lewat karya dokumenter “Ininnawa: An Island Calling” yang mengantarkan dirinya meraih Piala Citra FFI 2022.
Sentuhan dokumenternya tampak dalam cara ia menampilkan budaya Makassar dengan detail dan autentik.