Masalah tidak berhenti pada sensor kostum saja. Pada menit ke-9 episode "Counterstrike", ketika Kapten Mizuki bersiap melakukan aksi Lompat Galah, penonton dibuat kaget karena animasi menunjukkan enam jari di tangan kanannya.
Meskipun adegan tersebut berlangsung sangat cepat, banyak penonton yang jeli dan langsung menyoroti blunder ini sebagai bukti lemahnya quality control.
Kesalahan seperti ini umumnya hanya muncul pada produksi beranggaran rendah sehingga semakin memperkuat kekhawatiran bahwa musim ini dikerjakan dengan anggaran minim atau jadwal produksi ketat.
Selain kesalahan teknis, banyak fans juga mengeluhkan beberapa aspek lain seperti:
1. Animasi Action yang Kurang Menendang
Musim pertama OPM karya Madhouse terkenal dengan action fluid dan koreografi spektakuler. Namun di season 3, adegan pertarungan dianggap kaku, minim efek, dan terlihat seperti “copy-paste” frame.
2. Penggunaan Still Frame Berlebihan
Beberapa adegan menggunakan still frame atau adegan diam panjang, trik yang biasanya dipakai studio untuk menghemat waktu dan biaya produksi.
3. Penurunan Detail Karakter dan Background
Fans menyoroti bahwa detail wajah, ekspresi, hingga latar belakang terlihat lebih sederhana, tak sebanding dengan standar seri ini sebelumnya.
4. Warna yang Kurang Hidup
Palet warna yang digunakan disebut “kusam” sehingga tidak mendukung atmosfer epik seperti musim-musim terdahulu.
Sampai hari ini, banyak fans masih membandingkan ketiga musim One-Punch Man:
- Season 1 (Madhouse) Dianggap masterpiece, animasi fluid, hype global tinggi.
- Season 2 (J.C. Staff) Kritik mulai muncul, kualitas turun cukup drastis.
- Season 3 (J.C. Staff) Penilaian terbawah, disebut “yang terburuk”.
Peralihan studio dari Madhouse ke J.C. Staff terus menjadi isu besar yang jadi pemicu menurunnya kualitas.