METROPOLITAN - Inul Darastisa, penyanyi dangdut senior yang tenar, berbagi kisah hidupnya. Bukan hal mudah mencapai posisi puncak kejayaannya. Sebelum tampil di panggung dangdut dengan predikat artis ibu kota, Inul Daratista sudah lebih dulu terkenal di panggung-panggung rakyat di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Aksi panggungnya yang heboh dengan goyang ngebor pun viral di masanya karena terekam dalam video yang diedarkan dalam format VCD. Inul Daratista bukan dari keluarga berada. Itu pula yang membuatnya harus meniti tangga karier dari nol. Bahkan, sejak kecil ia sudah mencari uang dengan bayaran murah meriah Rp3.500. “Itu honor pertama saya,” kenang Inul. Banyak tantangan yang harus dilaluinya sampai di puncak kejayaan. Inul mengaku pernah disekap hingga ditawari tidur dengan pria demi masuk dapur rekaman. Tak ingin gelap mata menghalalkan berbagai cara, Inul Daratista memilih pertahankan keperawannya. Manggung dari kampung ke kampung tak jarang harus Inul lakukan dengan menumpang kendaraan seperti truk. Tidak memikirkan makan enak sehabis mangung, Inul seolah tak boleh berhenti bekerja. Sepulang manggung tangannya harus kembali bekerja menguliti kacang. Tidak ada pakaian mewah, Inul menceritakan dirinya hanya bermodal kain kiloan yang berusaha dia tampilkan berbeda di setiap penampilannya. Malah yang paling memilukan, tertarik dengan honor Rp100.000, Inul Daratista malah disekap sebulan di Batam. Beruntung dia bisa selamat dan dipulangkan tanpa ada bayaran. Meski untuk sampai ke kampung halaman, saat kelaparan dia harus ngamen di dek kapal untuk beli mi. ”Ya ini hasil dari kerja keras. Mau digosipin apa, disenasiin apa, ya saya sudah kebal. Tapi kan, Jakarta itu keras. Saya pikir ya harus mau berjuang di sini, kalau mau hidup. Jakarta ini kan kota yang keras. Bermacam-macam orang, harus bisa beradaptasi, harus bisa saling akur. Saya bilang, saya tidak pintar tapi saya ingin memajukan Indonesia dengan cara saya sendiri,” kata Inul Daratista kala itu. (de/feb/py)