METROPOLITAN - Nama saya Nisa. Tahun 2009 yang lalu saya menikah, namun karena urusan studi dan atas ijin suami sesaat setelah pernikahan, saya pergi ke negeri orang untuk menyelesaikan studi sehingga kami sama sekali belum pernah melakukan hubungan suami istri. Saat itu kami masih sama-sama mengejar karir, beberapa tahun tidak pernah bertemu, hanya saling tatap melalui skype. Cinta terpelihara karena terbiasa tapi diantara kami tidak ada kebiasaan untuk saling menghubungi, sehingga entah kenapa saya tidak lagi memiliki perasaan spesial kepada suami saya saat itu. Tahun 2012 adalah tahun kepulangan saya kembali ke Indonesia. Namun melihat suami, seperti melihat sosok asing sama sekali tidak ada perasaan apa pun kepadanya, kecuali rasa penyesalan kenapa menikah dengan lelaki tersebut. Saat itu kami langsung tinggal serumah namun, saat-saat menanti malam pertama yang tertunda, saya justru merasa takut padahal malam itu sudah kutunggu 30 tahun usiaku. “Saya tidak bisa memberikan keperawananku kepadamu, ” batinku selalu berkata begitu. Air mata selalu mengalir saat suamiku meminta melakukannya, dan pada akhirnya saya berterus terang pada suami bahwa dalam hati ini sudah hilang perasaan cinta kasih kepadanya. Saat itu dia marah, kecewa pada saya hingga meninggalkan saya dalam kesendirian tanpa kabar berita (tidak sms/telp) selama dua bulan lamanya. Walau saya bingung dimana dia berada, tapi di dalam hati saya merasa lega karena kejujuran adalah segalanya. Dan dua bulan tersebut pun saya siapkan untuk ajukan perceraian. Dua bulan kemudian, datanglah suami saya meminta maaf karena sudah meninggalkanku tanpa kabar. Tapi saya tidak mau menambah duka untuk dia. Suamiku layak bahagia dengan siapapun wanita selain saya yang tidak mampu membuatnya bahagia. Dan sejak saat itupun, saat diikrarkan talak, kami tidak pernah bertemu walau mantanku sering mengirimkan sms perhatian tapi tidak pernah kubalas. Setelah beberapa bulan proses perceraian formal, saya bertemu dengan seorang pria. Dia tidak seganteng mantan suamiku dia tidak seputih mantan suamiku dan dia tidak semuda mantan suamiku dia seorang duda beranak satu. Duda yang menurut akta perceraiannya bercerai karena mantan istrinya selingkuh. (Bersambung)