METROPOLITAN – Delapan nama calon direksi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang lulus tes administrasi disoroti pimpinan dewan. Banyaknya orang dalam alias pegawai internal PDAM yang berebut kursi direksi ditanggapi berbeda oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Saptariyani dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade Munawaroh Yasin (AMY).
Menurut Saptariyani, calon direksi wajib memiliki niat untuk memperbaiki PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Sebab, kalau pun calon dari kalangan internal tetapi tidak mempunyai niat baik dan tidak mempunyai kemampuan untuk menjadikan lebih baik akan percuma. “Kalau dari eksternal bisa kenapa nggak. Tapi kan kita lihat dulu siapa dan figurnya seperti apa, betul nggak dia punya niat dan kemampuan. Kalau punya niat doang tapi tidak ada kemampuan buat apa juga,” kata Saptariyani.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, pekerjaan rumah yang mesti diperbaiki ketiga calon direksi nanti adalah dapat memperbaiki kinerja direksi yang terdahulu. Sebab, sampai saat ini masih banyak hal yang belum terselesaikan terutama di dalam struktural internal PDAM. “Kita tahulah tidak perlu ditutup-tutupi seperti apa, benahi dulu dan jangan asal menempatkan orang. Jadi harus benar menempatkan orang sesuai dengan kompetensinya dan dilihat sudah layak belum dia menjabat di situ nanti. Jangan asal comot saja atau mentang-mentang dia siapanya siapa,” ucapnya.
Sedangkan, untuk bupati yang memilih tak menggunakan hak prerogatif menandakan beliau membuka kesempatan kepada orang yang memang berkompetensi, niat dan mampu. “Itu kan baiknya, kalau negatifnya kenapa tidak dimanfaatkan karena tahu sendiri selama ini kan bagaimana di PDAM. Ada apa dengan PDAM, kenapa spesial banget,” herannya.
Sementara itu, AMY menanggapi calon direksi terpilih sebaiknya diisi pihak internal karena mereka sudah berpengalaman dan mengetahui apa yang harus diperbaiki bagi PDAM. “Saya berharap orang-orang lama atau berpengalaman di PDAM dapat diprioritaskan karena mereka sudah tahu penyakitnya apa. Banyak kok di internal yang punya kapasitas,” katanya.
AMY mengingatkan, ada dua hal yang perlu digarisbawahi calon direksi terpilih nanti. Seperti dapat meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dan memprioritaskan penambahan sambungan sesuai target di angka 80 ribu. “Terutama target sambungan, mereka baru sampai di 20 ribu sambungan dan itu masih banyak PR nya. Kalau untuk sumber air kita masih banyaklah, tinggal bagaimana meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat atau konsumen,” ucapnya.
Dijelaskan AMY, secara keilmuan tim independen yang ditunjuk Pemkab Bogor dalam proses uji kompetensi ini sudah mengetahui materi yang akan diuji dalam seleksi nanti. Diharapkan, tidak ada campur tangan dari pihak luar atau pun politisi. “Secara keilmuan mereka sudah paham dengan seleksi ini, kita percayakan saja,” jelasnya.
Ia menambahkan, sebenarnya bupati mau menggunakan hak prerogatif atau tidak itu kewenangan yang dimiliki beliau. Akan tetapi, karena PDAM ini milik Pemkab Bogor, penempatan direksi tentu harus dilakukan bupati. “Kami harap juga jangan terlalu dilepas sama bupati. Karena sebagai kepala daerah beliau wajib menentukan siapa yang jadi nantinya, itu pun harus berdasarkan hasil penilaian atau seleksi tim independen,” ungkapnya.
(rez/b/els/mg3/dit)