metro-bogor

Pungli Terminal Rugikan Pengusaha Bus

Kamis, 26 Januari 2017 | 09:00 WIB

Pungutan liar (pungli) di Terminal Baranangsiang ternyata sangat merugikan sejumlah pengusaha bus. Hal itu lantaran para pengusaha harus mengeluarkan biaya ekstra terkait adanya pungli kepada busnya agar bisa lebih lama mangkal di dalam terminal. Gara-gara pungli juga, keberangkatan bus jadi lebih sedikit.

Pengamat Transportasi dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan, dengan adanya pungli di Terminal Baranangsiang tersebut memang sangat merugikan para pengusaha bus. “Yah jelas sangat merugikan para pengusaha, karena saat ini para pengguna bus sudah semakin sedikit, ditambah adanya pungli di Terminal Baranangsiang,” ujarnya saat dihubungi Metropolitan.

Agar masyarakat kembali menggunakan terminal sebagai sarana pemberangkatan, kata dia, memang harus ada penataan. Walaupun nantinya akan berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan langsung, tetapi pengelolaan tetap ada di Pemerintah Kota Bogor.

“Sekarang sudah ada tim saber pungli dan seharusnya memang masuk ke dalam terminal agar tidak ada pungli di terminal tersebut,” terangnya. Pria yang menjadi Ketua Tim Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan (TP4) Kota Bogor itu juga mengatakan, dari hasil riset terakhir menyatakan bahwa pengguna Terminal Baranangsiang menjadi berkurang drastis, yang tadinya rata-rata 4 juta orang dalam satu tahun, kini hanya 2 juta orang.

“Selain karena kondisi terminal yang seperti itu, memang banyak juga praktik pungli. Turunnya penumpang tersebut terjadi dalam kurun waktu satu tahun saja, mereka saat ini lebih nyaman menggunakan kereta api,” paparnya.

Sementara salah seorang pengusaha PO Bus yang enggan disebutkan namanya, memaparkan dengan keterlambatan pemberangkatan memang sangat berdampak kepada setiap PO bus karena dalam sehari ia mengaku kurang dari sepuluh bus yang bisa ia berangkatkan. “Kalau biasanya bisa sampai sepuluh bus berangkat, sekarang tidak bisa, karena waktu ngetemnya lebih lama,” katanya.

Dengan adanya hal tersebut, menurutnya sangat jelas merugikan setiap pengusaha PO bus. Bahkan menurutnya merupakan hal yang wajar jika banyak POPO bus yang mulai gulung tikar karena dalam seharinya hanya sedikit bus yang diberangkatkan dan jumlah penumpang menjadi lebih sedikit.

“Yah memang karena kondisi terminal seperti ini memberikan pengaruh kepada penumpang, ditambah adanya pungli di terminal tersebut,” jelasnya.

Informasi yang dihimpun Metropolitan, sejumlah kelengkapan administrasi PO-PO bus di Terminal Baranangsiang tidak lengkap, bahkan ada satu PO bus yang memiliki bus banyak dan berbeda-beda. Sedangkan yang terdaftar hanya satu PO bus. Diduga kelengkapan administrasi PO bus tersebut menjadi potensi pungli sejumlah oknum di Terminal Barangsiang.

(mam/c/els/dit)

Tags

Terkini