Ada yang berbeda saat penyelenggaraan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Bogor Timur, Sabtu (4/2/16) lalu. Acara yang sebelumnya tegang dan kaku, mendadak cair. Keramaian terjadi sesaat setelah anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Bogor Atty Somaddikarya membagikan doorprize kepada peserta musrenbang yang berhasil menjawab pertanyaan yang disampaikan.
Suasana sempat riuh sedang usai Walikota Bogor Bima Arya memberikan pandangan tentang rencana pembangunan di wilayah Kecamatan Bogor Timur. Atty, Legislator Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Timur mencairkan suasana musrenbang yang sedikit ‘garing’ dengan pembagian hadiah berupa lima angpau dan satu unit handphone. Dengan meminta izin walikota, Atty melontarkan pertanyaan seputar dasar hukum musrenbang. Peserta musrenbang yang terdiri dari RT/RW, LPM, perwakilan kelurahan berebut menjawab pertanyaan tersebut.
Sebelumnya dalam sambutan Walikota Bogor Bima Arya mengatakan jika musrenbang intinya adalah memiliki pola untuk bisa menjelaskan mana yang dipenuhi, mana yang akan dan mana yang belum. Menurut Bima, kegiatan ini sangat penting. Jangan sampai semakin sering melaksanakan musrenbang namun kepercayaan warga semakin pudar karena kegiatan yang diusulkan mentok.
Pembangunan, sambungnya, bisa top down bisa pula bottom up. Ada yang didesain dan dirancang bappeda dan OPD sesuai dengan RPJMD, tetapi sangat mungkin ada dinamika di lapangan yang bisa ditangkap dengan cepat ketika masa reses dewan turun ke lapangan. “Tantangannya adalah ketika kita melakukan sinkronisasi,” paparnya.
Untuk Bogor Timur, lanjut Bima, satu hal yang harus diamankan adalah infrastruktur transportasi. Hal ini terkait dengan pembangunan jalan alternatif R3. “Karena selain mengatur moda transportasinya juga menambah infrastuktur jalan. Jika jalan R3 ini sudah terbangun, beban di pusat kota akan semakin berkurang,” jelasnya.
Terakhir Bima berpesan mengenai keluhan warga saat dirinya ‘ngantor’ di kelurahan atau menginap bersama warga. ”Nah inilah yang harus diprioritaskan. Mudah-mudahan melalui musrenbang ini ada titik temu mana kegiatan yang betul-betul harus diprioritaskan,” tandasnya.
Sementara itu, usai kegiatan musrenbang Atty Somaddikarya menyatakan, musrenbang adalah suatu kegiatan yang di dalamnya ada usulan yang disampaikan warga seperti bidang ekonomi, fisik dan lain sebagainya. Namun, pada tahun ini pemkot punya tiga PR (pekerjaan rumah) besar yang harus dikerjakan bersama. Di antaranya mengentaskan kemiskinan, kesenjangan dan pengangguran.
“Ketiga PR tersebut menjadi program prioritas yang harus dilakukan pada 2017. Hal itu, berdasarkan hasil dari anggaran yang di bahas pada 2016. Sehingga, diharapkan pada 2018 nanti bisa maksimal, karena anggaran di APBD kita di angka Rp2,3 triliun,” kata Atty yang juga politisi PDI Perjuangan.
Tak hanya itu, lanjut Atty, diharapkan pada musrenbang ini lebih difokuskan kepada belanja langsung dan tidak terlalu besar di belanja tidak langsung. “Pembangunan itu salah satunya adalah dari anggaran belanja langsung dan biasanya mereka merasa jenuh di musrenbang, karena setiap diusulkan hanya beberapa yang terealisasi,” lanjutnya.
(mam/b/ram/dit)