METROPOLITAN – Pengelolaan Terminal Baranangsiang yang buruk mulai dari waktu mangkal lama, fasilitas yang kurang memadai, lingkungan kumuh, adanya pungutan liar (pungli) kepada sopir bus hingga keamanan yang buruk kini menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota Bogor. Sebab, dengan buruknya pengelolaan terminal tersebut banyak menumpang yang memilih moda transportasi yang lain.
Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip mengaku Terminal Baranangsiang harus ditata lebih baik agar menjadi pilihan masyarakat kembali. Dengan meningkatkan pelayanan adalah salah satu cara untuk membuat masyarakat kembali menggunakan terminal. “Yah kalau kondisinya saat ini maka susah juga, apalagi sering kali adanya kabar buruk dari terminal,” ujarnya kepada Metropolitan.
Adanya dugaan pungli yang dilakukan sejumlah oknum di terminal, kata dia, harus segera dibasmi. Sebab, hal tersebut merugikan pengusaha angkutan. Hal ini diperburuk dengan dengan kondisi terminal yang menyebabkan jumlah penumpang menjadi lebih sedikit.
“Tidak boleh ada pungli karena ini bakal merugikan semua pihak, mulai dari pengusaha angkutan yang kena pungli, lalu para penumpang yang menunggu lama karena busnya tidak berangkat,” terangnya.
Aparat penegak hukum pun diharapkan bisa masuk ke terminal untuk menumpas adanya pungli yang dilakukan oknum-oknum di terminal. Sehingga para pengusaha angkutan dan penumpang pun nyaman untuk berangkat dari terminal. “Sekarang sudah ada tim saber pungli dan saya harapkan tim saber pungli masuk ke terminal untuk menangkap pelaku pungli tersebut,” katanya.
Dengan kondisi seperti itu, Ade berharap semua pihak menjaga keamanan di terminal sehingga para penumpang yang ada masih tetap setia menggunakan terminal sebagai tempat pemberangkatan. Apalagi saat ini, menurutnya, kompetisi di bidang transportasi sedang ramai dengan adanya kendaraan online. “Kalau tetap seperti itu maka lambat laun pasti banyak ditinggalkan. Maka dishub harus memberikan pelayanan yang maksimal,” paparnya.
(mam/b/els/dit)