metro-bogor

Gara-gara Ojek Online, PDJT Rugi Rp90 Juta

Jumat, 10 Februari 2017 | 09:15 WIB

METROPOLITAN – Keberadaan angkutan online yang sering mangkal di shelter membuat Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Kota Bogor menga­lami kerugian. Bahkan, penghasilan perusahaan pelat merah tersebut tiga bulan terakhir ini mengalami penurunan sangat drastis hingga puluhan juta.

Walikota Bogor Bima Arya mengatakan, dirinya akan menyambangi Kantor Grab dan Uber untuk menanya­kan mekanisme angkutan online tersebut beroperasi. Karena ketidak jelasan aturan angkutan online ini be­roperasi, PDJT mengalami kerugian yang cukup drastis.

Terlebih sejumlah shelter yang menjadi tempat menunggu TransPakuan sering dijadikan tempat mengetem angkutan online tersebut. “Kemarin saya mendapatkan laporan bahwa PDJT tiga bulan terakhir ini mengalami kerugian karena banyak kendaraan onlie yang mengetem di shelter-shelter yang ada. Maka saya akan ke kantornya,” ujarnya kepada Metropolitan.

Keberadaan angkutan online ini, menurut Bima, memang sangat membantu masyarakat. Namun dari sisi lain, kebera­daannya dapat merugikan sejumlah pengusaha transpor­tasi. Sebab, sejumlah angkutan transportasi lain memiliki batas wilayah, tetapi angkutan on­line ini bisa masuk ke mana saja. “Sama juga keluhannya dengan angkot-angkot, ka­rena keberadaan mereka ini menimbulkan kesemrawutan di shelter yang menjadi tempat ngetem. Saya juga akan me­minta klarifikasi kejelasan me­reka dan langkah apa yang akan diambil,” terangnya.

Jika memang tidak ada kebi­jakan dari pusatnya untuk me­reka mengetem di shelter, maka menurut Bima, pihaknya tak segan akan melakukan tindakan. Selain itu, jalur ope­rasi angkutan online ini pun tidak jelas ke mana saja. “Kalau saya keberatannya mengguna­kan shelter mengetem semba­rangan, parkir sembarangan di dalam trotoar dan saya juga akan menampung keberatan sopir angkot yang lainnya ka­rena keberadaan angkutan online ini,” paparnya.

Direktur Utama PDJT Kota Bogor Krisna Kuncahyo men­jelaskan, pendapatannya men­galami penurunan selama tiga bulan terakhir. PDJT, kata dia, rugi hampir Rp90 juta. Sebab, saat ini banyak masyarakat yang memilih angkutan online. “Fak­tor lainnya karena mereka juga sering mangkal di shelter-shelter yang menjadi tempat kami mengambil penumpang,” katanya.

(mam/b/els/run)

Tags

Terkini