METROPOLITAN – Kemacetan di wilayah Bojonggede memang sudah tak bisa dihindari lagi. Padatnya kendaraan, tak tertatanya pembangunan dan banyaknya perlintasan sebidang antara jalan raya dan jalur rel kereta di kawasan tersebut diduga jadi pemicu kemacetan yang kerap terjadi. Hal ini pun menjadi sorotan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Informasi yang dihimpun Metropolitan, BPTJ akan membangun flyover di perlintasan sebidang yang berada di wilayah Bojonggede. Diprediksi pembangunan yang menghubungkan ke wilayah Kemang, Parung itu, akan dibangun pada 2018 mendatang. “Pembangunan flyover di Bojonggede adalah program BPTJ. Tahun ini rencana membuat Detail Engineering Design (DED) dulu,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor Eddy Wardani.
Menurut lelaki yang akrab disapa Edward itu, pembangunan flyover ini nantinya akan terpadu dengan terminal yang sudah ada dengan Stasiun Bojonggede. Karenannya, DED yang saat ini tengah dibuat tak hanya membahas pembangunan flyover, melainkan membahas jarak antara terminal dengan stasiun yang jauh. “Kita juga belum tahu apakah nanti di DED-nya membangun jembatan atau ada pelayanan loket agar bisa langsung ke stasiun pelayanannya. Intinya, tahun ini konsepnya akan dibuat baru BPTJ,” ucapnya.
Mantan kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kabupaten Bogor ini menambahkan, akan merapikan bangunan liar yang berada di sekitar Stasiun Bojonggede. Mengingat, tanah yang diduduki Pedagang Kaki Lima (PKL) tersebut merupakan lahan milik PT KAI dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). “Karena sudah krodit, di situ nantinya kita akan merapikan bangunan liar di situ, termasuk PKL,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah mengaku lebih setuju pembangunan yang melintasi perlintasan sebidang dibangun flyover ketimbang underpass. Sebab, biaya pembangunan underpass cukup mahal. “Lebih murah flyover dan pembangunannya lebih cepat,” singkatnya.
(rez/b/els/run)