METROPOLITAN - Proses seleksi Direksi PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor mendekati titik akhir. Hari ini, proses penilaian terhadap ke delapan calon direksi Dewa Air memasuki batas akhir. Hal itu disampaikan Ketua Tim Pansel PDAM Arman Senjaya saat ditemui di Pendopo Bupati Bogor, kemarin. Arman menjelaskan, untuk Selasa (14/2) hari ini merupakan jadwal tearkhir tim independen memberikan penilaianterhadap para calon direksi. Sementara, untuk batas waktu penyerahan hasil penilaian ditargetkan pada Kamis (22/2) mendatang.
“Kalau kami memberikan batas waktu ke tim independen sampai tanggal 22. Kami tidak bisa otak-atik lagi, karena semua sudah terjadwal. Kalau kami sih berharap lebih cepat lebih bagus,” kata Arman.
Menurut Arman, untuk target pelantikan calon direksi akan dilaksanakan pada akhir Maret nanti. Namun, itu pun dilakukan sebelum hasil penilaian diumumkan di website Pemkab Bogor dan dilaporkan ke bupati. Setelah bupati menerima hasil laporan, pemilik perusahaan akan membuat surat konsultasi ke DPRD untuk membahas kinerja direksi baru. “Batas waktunya sepuluh hari di dewan, setelah itu dilaporkan ke dewan pengawas. Sabar aja dulu,” ucap dia. Arman mengaku tak mengetahui ketiga nama besar calon direksi PDAM Tirta Kahuripan. Sebab, penilaian dari tim independen tak bisa diperkirakan atau ditebak secara mudah. “Calonnya saya belum tahu. Semuanya masih berpeluang,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bogor Hendrayana berharap calon direksi terpilih nanti sudah mengetahui budaya kerja di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Serta, dapat melanjutkan program yang sudah dilakukan direksi lama. ”Tugas mereka adalah memilah mana saja tugas yang sudah bagus agar tetap dilanjutkan dan yang belum bagus dapat diperbaiki,” kata Hendrayana.
Menurut politisi Hanura, secara internal ke delapan calon dirasa sudah cukup solid untuk mengelola PDAM. Namun demikian, terpenting yang menjadi tugas utama calon direksi terpilih bagaimana menekan angka kebocoran hingga di bawah 20 persen. ”Selama ini kan kita baru mencapai angka 27 persen kaitan pengelolaan kebocoran air. Kita harapkan bisa mencapai angka di bawah 20 persen dan itu bisa jadi nilai positif untuk mereka,” ungkapnya.
(rez/b/els/dit)