METROPOLITAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sebentar lagi akan memulai kajian layak atau tidaknya wilayah Bogor Timur (Botim) menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB). Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Adi Suwardi mengungkapkan sejumlah potensi di wilayah tersebut. Menurut dia, semua orang sudah mengetahui bahwa wilayah Botim merupakan kawasan industri di Kabupaten Bogor.
Dari tujuh kecamatan yang ada, tiga di antaranya sangat dominan menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemkab Bogor. Yakni Cileungsi, Gunungputri serta Klapanunggal. “Di timur ini ada tiga kecamatan yang dominan. Potensinya yang hingga kini masih jauh sempurna bagi pemasukan pemda ya industrinya,” kata Adi.
Menurut anggota dewan dari Daerah Pemilihan (Dapil) 2 ini, pemasukan Botim bukan hanya dari sektor industri saja. Ada potensi dari segi pariwisata dan galian C yang belum tergarap secara maksimal oleh pemerintah daerah. “Yang jelas potensinya masih banyak, cuma tidak termonitor oleh pemerintah karena luasan daerahnya. Sehingga saya punya keyakinan jika sudah ada pemekaran, semua potensi yang ada di timur ini dipastikan akan lebih maksimal,” ucapnya.
Di sisi lain, politisi Gerindra ini menjelaskan asal mula munculnya rencana pemekaran Botim ini berangkat dari kecemburuan sosial. Masyarakat di wilayah Botim merasa tak diprioritaskan pemerintah dari sektor infrastruktur, pendidikan dan ekonomi. Berbeda halnya dengan pendapatan yang diberikan dari potensi Botim. “Justru munculnya rencana ini karena masyarakat merasakan kecemburuan sosial. Mereka merasa tertinggal dengan wilayah lain. Melalui pemekaran ini mereka berharap potensi yang ada bisa dikembangkan,” jelas dia.
Namun, sambung Adi, karena saat ini rencana pemekaran Botim sudah masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor. Diharapkan potensi yang tengah dikaji Pemkab Bogor dapat dijawab secara faktual dan ilmiah. Seperti apa alasan diterima atau tidaknya rencana pemekaran tersebut. “Kalau layak atau tidak, tetap harus dijelaksan keterangannya seperti apa. Harus betul-betul real penilaiannya,” tuturnya.
Adi menambahkan, jumlah penduduk yang ada di wilayah Bogor Timur sudah sangat signifikan atau memungkinkan untuk dilakukan pemekaran. Sebab, sepengetahuannya, di wilayah Kecamatan Gunungputri saja warga yang terdata ada 200 ribu jiwa lebih. Belum lagi di enam kecamatan lainnya. “Di timur itu yang padat Gunungputri, Cileungsi dan Klapanunggal. Saya rasa dari jumlah penduduk dan luasan wilayah sudah memungkinkan,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Amin Sugandi yang juga berasal dari Dapil 2 berharap rencana pemekaran Botim dapat direalisasikan pemerintah pusat. Sebab, warga Sukamakmur, Tanjungsari dan Cariu harus berdarah-darah hanya untuk mengurus surat-menyurat sebagai warga negara. Sebab, semua terpusat di Cibinong. “Semua ada di Cibinong, tetapi tidak ada sub pusat pemerintahan. Kecamatan tidak cukup. Masyarakat Botim ingin punya aksesibilitas yang lebih mudah dan infrastruktur yang baik. Sekarang jalan-jalan saya sangat banyak yang sudah rusak, tetapi pembangunan setiap tahunnya selalu ada di wilayah tengah,” tutupnya.
(rez/b/els/run)