METROPOLITAN - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat (Jabar) bekerja sama dengan DLH Kota Bogor menggelar sosialisasi Gerakan Pengembangan Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di ruang Paseban Sri Baduga, Balaikota Bogor, kemarin.
Kota Bogor menjadi salah satu daerah dari sepuluh daerah di Jabar yang menjadi fokus dalam pengembangan Ecovillage untuk mewujudkan Jabar Bersih, Sehat, Lestari (Bestari) 2018. Gerakan Ecovillage di Kota Bogor ini menyasar sedikitnya lima kelurahan di Kecamatan Bogor Timur. Kelurahan-kelurahan tersebut merupakan kelurahan yang dilewati sepanjang Sungai Ciliwung, yakni berdasarkan perhitungan indeks pencemaran kualitas sungai di Kota Bogor yang menunjukkan kondisi tercemar akibat sampah dan air limbah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, jika melihat data di 2016, ada peningkatan timbunan sampah 41 persen dari 2015 menjadi 3.784 meter kubik per hari. Hal ini karena adanya pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang tentunya tidak bisa dihindari. Karena itu yang terpenting dari mewujudkan Ecovillage ini yakni dengan mengubah sikap perilaku warga, termasuk wisatawan yang berkunjung agar tidak membuang sampah sembarangan. “Yang sulit itu kan mengubah perilaku. Kalau ha nya merencanakan dan meng anggarkan, mudah,” kata Ade.
Ia menambahkan, sosialisasi Ecovillage ini diharapkan dapat memperkuat sikap dan perilaku masyarakat. Sehingga, ada kesadaran dari warga untuk melakukan pengolahan sampah yang dimulai dengan memilah sampah kering dan basah, tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan drainase, menjaga sumber, kualitas dan pola penggunaan air. Wujudnya sepanjang sungai akan menjadi tempat yang nyaman, bisa dimanfaatkan untuk wisata dan pemberdayaan masyarakat.
“Program Ecovillage ini kan memang di sepanjang aliran sungai untuk pemanfaatan air sungai yang di sini. Pemkot Bogor bersinergi dengan program Provinsi Jabar agar sungai di Kota Bogor bisa lebih ber sih dan lebih baik dari kondisi sekarang,” pungkasnya.
(*/els/run)