Tiga calon direktur PDAM Tirta Kahuripan akan menghadapi Jumat Keramat di Gedung DPRD Kabupaten Bogor. Mereka akan dibuat ketar-ketir saat menghadap pimpinan DPRD Kabupaten Bogor, hari ini. Empat pimpinan wakil rakyat itu kabarnya akan merombak susunan urutan direksi dan tidak menggubris penilaian tim independen dari Universitas Indonesia (UI).
Untuk pertama kalinya, ketiga calon bos PDAM Tirta Kahuripan bakal hadir di Gedung DPRD Kabupaten Bogor. Rapat konsultasi dengan pimpinan dewan itu juga menjadi momen pertama kalinya mereka nongol ke publik. Menurut Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Iwan Setiawan, calon bos PDAM peraih nilai tertinggi belum tentu menempati posisi direktur utama (dirut). Dalam rapat konsultasi hari ini, pimpinan dewan ingin mengetahui kecocokan calon dengan posisi yang akan dijabatnya. “Kan kita juga harus tahu, apakah calon itu cocok menjadi direksi sesuai penilaian. Kalau tidak ada chemistry dan kita setuju saja, khawatir ke depan terjadi masalah. Makanya syok terapinya harus ada,” kata politisi Partai Gerindra ini.
Menurut Iwan, langkah ini diambil karena dalam proses fit and properties yang dilakukan tim independen tidak ada yang menyinggung secara rinci teknis bagaimana manajerial calon mengelola perusahaan. Karenanya, dalam rapat nanti pimpinan DPRD ingin mengetahui secara real bagaimana kemampuan calon dalam melaksanakan kegiatan tugas sebagai direksi di perusahaan pelat merah tersebut. “Mana tahu tim independen mengenai tingkat kebocoran air di Kabupaten Bogor dan berapa persen. Itu tidak mungkin menjadi materi pertanyaan mereka. Makanya kita ingin rapat ini real mengetahui kemampuan calon,” ucap dia.
Iwan menuturkan, dari hasil rapat ini tentunya akan terlihat calon direksi cocok menjabat sebagai apa di PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Semoga dari hasil ini bupati bisa memprioritaskan masukan dari pimpinan DPRD. “Nanti setelah rapat sudah kepetain mana yang cocok jadi apa. Tapi kalau masukan ini hanya sebatas angin lalu atau tidak digunakan, sebaiknya konsultasi tidak usah dilakukan lagi ke depannya. Kita juga capek dan banyak tugas, mending nggak usah dilakuin sekalian,” tuturnya.
Di sisi lain, politisi Gerindra ini juga meminta ketiga calon direksi pada saat menghadap pimpinan DPRD dapat membawa serta data lima tahun terakhir perusahaan. Sebab, pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan lebih menitikberatkan kepada persoalan, potensi dan lain sebagainya di PDAM. “Data terakhir yang kita tahu, dari sepuluh ribu target Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) harus teraliri air baru mencapai delapan ribu. Makanya kita ingin tahu dulu data terakhir bagaimana. Kalau tidak ada bahan, tidak akan kami bahas. Kami ingin membahas secara objektif sesuai data,” ujarnya.
(rez/c/els/ run)