metro-bogor

Disnaker Sertifikasi Lulusan Blk

Sabtu, 1 April 2017 | 09:14 WIB

METROPOLITAN - Persaingan te­naga kerja saat ini semakin ketat di Ka­bupaten Bogor. Selain dituntut memi­liki keterampilan, tenaga kerja diwajib­kan memiliki sertifikat kompetensi berstandar nasional. Hal tersebut dika­takan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabu­paten Bogor Yous Sudrajat saat ditemui di Gedung DPRD Kabupaten Bogor, kemarin.

Menurut Yous, menjawab hal tersebut pihaknya akan membekali para lulusan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Bo­gor dengan sertifikasi. Di mana ada sebanyak 80 orang lulusan BLK yang akan mendapatkan uji kompetensi un­tuk mendapatkan sertifikasi gratis. “Ada 80 lulusan BLK yang akan mendapatkan sertifikasi gratis. Sertifikasi dilakukan langsung Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),” kata Yous.

Yous menjelaskan, kegiatan sertifikasi yang diklaim baru pertama diselenggarakan di Kabupaten Bogor ini hanya mencakup dua bidang keahlian. Di antaranya uji kompetensi komputer dan uji kompetensi juru las. Seyang diklaim baru pertama hingga saat ini hasilnya belum ada siapa saja yang lolos dan berhak mendapatkan sertifi­kasi. ”Tahap pertama dua bidang keahlian dulu yang diuji kom­petensikan,” jelasnya.­

Ia melanjutkan, nantinya ser­tifikasi tersebut bakal menjadi standar untuk semua bidang keahlian yang wajib dimiliki warga Kabupaten Bogor dalam mempermudah melamar pe­kerjaan di perusahaan. Sebab untuk menghadapi MEA, uji kompetensi tidak bisa hanya tanda tangan dari bupati ke­pala dinas saja, tetapi harus lembaga resmi seperti LSP yang telah memiliki sertifikat dari Ba­dan Nasional Sertifikasi Profesi. “Saya contohkan untuk tata rias dimuka saja itu ada empat ser­tifikasi, untuk mencabut alis saja harus ada uji kompetensi tersendiri. Makanya sertifikasi ini untuk mereka melamar kerja di tempat lain,” katanya.

Namun, Pemkab Bogor saat ini belum mampu menyediakan tempat dan peralatan uji kom­petensi semua keahlian yang dibutuhkan tenaga kerja. “Alat uji komptensi dan tempatnya saja mahal, BLK belum bisa. Sehingga kita melakukan di luar Bogor,” imbuh dia.

Ia menambahkan, hal ini dila­kukan sebagai bentuk pening­katan kualitas sumber daya manusia yang digadang-gadang dapat menekan tingkat peng­angguran di Kabupaten Bogor. Sebab, data pengangguran ter­buka berdasarkan Disnakertrans Kabupaten Bogor saja saat ini mencapai 231 ribu. “Angka ini terus ditekan. Tetapi untuk pro­ses penurunan pengangguran tersebut bukan tugas dari Dis­nakertrans saja, seluruh dinas terkait juga harus terlibat,” tutup­nya.

(rez/b/els/run)

Tags

Terkini