metro-bogor

Jago Bahasa Inggris, Dulunya Mantan TKI di Belanda

Sabtu, 8 April 2017 | 08:27 WIB

 Setelah tukang nasi goreng dan tukang satai, pedagang pempek di Kota Bogor ini mendadak terkenal. Bukan karena dagangannya dibeli keluarga Presiden Jokowi, namun pedagang makanan khas Palembang ini fasih berbahasa Inggris.

PEMPEK merupakan makanan khas Palembang yang sudah menjadi ciri khas makanan asli Indonesia. Di Kota Bogor sendiri banyak pe­dagang yang menjual jajanan asli Palembang ini. Namun, ada yang unik dari seorang pen­jual pempek di Balaikota Bogor yang satu ini. Rupanya penjual pempek ini bisa bahasa Ing­gris. Bahkan, ia pun tampak berbicara bahasa Inggris dengan beberapa pembeli yang juga fasih berbahasa Inggris.­

Dia adalah Irawan Djaya, pria asli Palembang yang berpin­dah ke Kota Bogor. Ada yang menarik dari pengalaman pria berusia 43 tahun ini hingga bisa bahasa Inggris. Rupanya pria ini adalah mantan Te­naga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Belanda. ”Sejak sekitar 2005 saya jadi TKI di Belanda. Dari situ saya kemu­dian bisa bahasa Inggris,” ujarnya.

Pria yang ramah senyum ini pun menceritakan bahwa ba­hasa Inggris merupakan mata pelajaran yang dipela­jarinya dari bangku SD hing­ga SMA. Ketika itu, bekal berbahasa sejak sekolahlah yang dibawanya ke Belanda. ”Kalau di Belanda itu bahasa penghubungnya adalah ba­hasa Inggris karena kan me­reka negara Uni Eropa. Jadi mereka menggunakan ba­hasa kedua yaitu bahasa Ing­gris. Saya dulu berbahasa hanya sebisanya saja dan itu pun masih salah,” jelasnya.

Namun saat di Belanda, di­rinya mendapat banyak pe­lajaran bahasa dari rekan kerjanya ataupun majikannya. Saat itu ketika dirinya men­gucapkan bahasa Inggris dengan pronoun yang kurang jelas, rekannya akan mem­perbaikinya. ”Kalau saya salah atau keliru berbicara, biasanya nanti diperbaiki teman saya dan itu terus saya ingat dan saya pelajari,” ucapnya.

Irawan yang sudah lebih dari lima tahun berdagang pempek ini mengingatkan, jika kebiasaannya berbahasa Inggris tidak dijaga maka akan hilang dengan sendirinya. Karena itu ia pun sesekali menyempatkan bicara meng­gunakan bahasa Inggris dengan orang lain. Pempek Zalisaro merupakan nama untuk warung pempek milik Irawan. Ketika datang waktu salat, biasanya ada se­buah gantungan yang ter­buat dari kardus menggantung di jendela kaca dengan tulisan ’maaf sedang salat’. Bukan tanpa maksud tulisan tersebut digantungkan. ”Iya, biar nggak disangka tutup. Jadi yang mau beli bisa nunggu karena saya salat dulu,” jelasnya.

 (tib/els/run)

Tags

Terkini