METROPOLITAN - Bertempat di IPB International Convention Center (IICC), Walikota Bogor Bima Arya menyampaikan pemaparan terbuka terkait Refleksi Tiga Tahun Kepemimpinan Bima-Usmar, kemarin. Penampilan Bima dan para pejabat lainnya tampak berbeda dengan pakaian serba hitam. Yang tak kalah menariknya, barisan tamu undangan tampak spesial. Selain mendatangkan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, acara ini juga dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri dan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diany. Bahkan, pasangan Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar pun tak ketinggalan ikut dalam helaran tersebut.
Selain mendengarkan sang walikota memaparkan penataan Kota Bogor, acara yang dipandu MC kondang Ferdi Hasan pun dibanjiri pemberian penghargaan lewat Bogor Award 2017. Bima menyerahkan penghargaan kepada komunitas dan sosok yang memberikan inspirasi bagi warga Kota Bogor yang berkontribusi lebih bagi Kota Bogor. Untuk penghargaan kategori Penjaga Kelestarian Lingkungan Hidup diberikan kepada Komunitas Bogor Clean Action (BCA) yang diterima langsung Koordinator Komunitas BCA Akil Mulki Syahrian. Sebab, komunitas tersebut turut berkontribusi menjaga kebersihan Kota Bogor melalui aksi nyata dan filosofinya membersihkan area publik guna mewujudkan Kota Bogor yang bersih serta mewujudkan Indonesia bebas sampah pada 2020. Dalam aksinya, Komunitas BCA mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk mencintai lingkungan, terutama dalam hal kebersihan.
Penghargaan Bogor Award 2017 berikutnya diserahkan Bima kepada Gerakan Sosial We Love Bogor (WLB) untuk kategori Penggerak Pemuda dengan Kekuatan Sosial Media dan diterima langsung Koordinator Gerakan WLB Desi Natalia Manurung. Gerakan WLB dinilai telah berkontribusi mengajak semua lapisan masyarakat mendukung Kota Bogor dalam kompetisi global We Love Cities yang digagas WWF. Berkat kontribusi dan kerja keras menggalang dukungan warga, Kota Bogor Kota Bogor berhasil menjadi The Most Loveable City pada 2016 mengalahkan 45 kota dari 20 negara.
Sementara itu, di momen tiga tahun kepemimpinan Bima-Usmar banyak mendapat kritikan dari sejumlah masyarakat. Tak terkecuali dari sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bogor. Mereka melakukan aksi di sekitar Tugu Kujang dengan memblokir jalanan sehingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang.
Koordinator aksi Abdul Malik mengatakan, masyarakat Kota Bogor kebanyakan dibohongi Bima dan Usmar. Terutama dengan tersedianya fasilitas megah yang dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, sedangkan persoalan yang sangat krusial dibiarkan begitu saja. “Pemkot Bogor lebih mementingkan estetika kota saja, sedangkan permasalahan yang berkaiatan langsung dengan masyarakat kecil tidak tersentuh,” ujarnya kepada Metropolitan.
Di antara banyak persoalan, masalah kemacetan pun hingga kini belum terselesaikan. Tak hanya itu, beberapa pembangunan infrastruktur lainnya seperti pembangunan Jalan R3 yang tak tuntas, persoalan pembebasan lahan Angkahong yang masih dalam tahap proses hukum, bentrok antara angkot dan sopir ojek online, PDJT yang merupakan BUMD cacat dan karyawan tak digaji serta persoalan kericuhan angkot dan ojek online. Menurut Malik, dari banyaknya program yang tak selesai, seharusnya menjadi bahan evaluasi Pemkot Bogor. ”Semua berkesinambungan dan masih banyak kinerja Bima-Usmar yang gagal. Pemkot dianggap tidak waras karena membiarkan banyaknya persoalan yang belum selesai,” terangnya.
Malik akan mengajak masyarakat membuat petisi mengenai permasalahan di Kota Bogor. “Selama ini masyarakat dibodohi dengan fasilitas yang terlihat megah tetapi di bawah terlihat kacau. Karena itu, kita ingin melibatkan masyarakat dengan membuat petisi terhadap kinerja Bima-Usmar,” paparnya.
Ia juga mengimbau agar walikota Bogor jangan terus-menerus membodohi rakyat karena program pembangunan yang megah, namun masyarakat menjadi korban akibat kekacauan program tersebut. “Kami minta semua masyarakat berperan terhadap petisi kinerja Bima-Usmar. Kita menginginkan adanya petisi untuk membahas kepemimpinan tiga tahun kinerja mereka yang membuat kekecawaan masyarakat Kota Bogor,” katanya.
(mam/b/els/run)