metro-bogor

Kejari Bidik Tersangka Baru

Rabu, 26 April 2017 | 08:33 WIB

Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bogor terus melakukan pengembangan atas kasus korupsi pembangunan talut di Kampung Muara, Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan Bogor Barat. Bahkan penyidik telah menyita sejumlah barang bukti berupa dokumen pembangunan talut tersebut.

Kepala Seksi Intel Kejari Kota Bogor Andhie Fajar Arianto menjelaskan, dalam penangkapan kedua tersangka Direktur Utama PT Indotama Anugrah Budi Rahman dan Direktur PT Satria Lestari Graha Jamintar Manurung, pihaknya juga menyita sejumlah barang bukti berupa dokumen. “Ini menjadi salah satu alat bukti pembangunan talut tersebut, anggarannya tidak sesuai RAB yang telah ditetapkan,” ujarnya kepada Metropolitan.

Pria berkulit cokelat ini juga menilai dari pengembangan kasus yang dilakukannya tidak menutup ada tersangka baru. Penetapan tersangka baru ini dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan olehnya bersama tim penyidik Kejari lain. “Ya lihat saja nanti, karena kita masih lakukan pengembangan kasus ini,” terangnya.

Soal indikasi aliran dana yang mengalir kepada pihak lain, Andhie menegaskan akan terus lakukan pengembangan. “Ya pokoknya kami akan terus kembangkan. Perkara ini merupakan perkara korupsi pembangunan talut yang pembangunannya tidak sesuai spesifikasi. Menurut ahli, kerugiannya mencapai Rp2,4 miliar,” paparnya.

Sementara pantauan Metropolitan, proyek talut itu sebenarnya sudah dua kali ambles dan menimpa dua rumah milik warga. Menurut salah satu korban Yayah (50) mengatakan, kejadian tersebut sekitar tiga bulan lalu, menimpa rumahnya dan rumah anaknya. “Dua kali pak ini temboknya pernah ambruk kena warga, pertama rumah saya dan anak saya itu sekitar tiga bulan lalu dan yang kedua rumah tetangga milik ibu Ratna dan lebih parah lagi itu kejadiannya sekitar delapan bulan lalu,” katanya.

Yayah bercerita, saat talut ambruk, dia sedang bersama kedua anaknya di tengah rumah. Kala itu sedang terjadi hujan petir, tiba-tiba tembok ambruk mengenai kamar mandi dan dapur. “Untungnya nenek nggak lagi di kamar mandi mengambil wudhu, kalau nggak nenek bisa ikut tertimpa,” jelasnya.

Sama dengan kondisi Yayah, rumah Ratna yang terkena ambruknya talut kini tidak bisa ditinggali lagi. Hingga akhirnya mereka berdua harus berpindah kontrakan. “Iya, saya sama ibu Ratna kini ngontrak, karena emang kondisinya rusak parah. Saya berharap ini bisa ditindaklanjuti agar kejadian serupa tidak terulang,” ungkapnya. Hingga kini, kondisi fisik dari proyek Pemerintah Pusat tersebut masih ambruk dan menimpa dua rumah warga di Kampung Muara, Kelurahan Pasirjaya. Dengan ditutup terpal oranye berukuran besar, warga masih khawatir adanya longsor susulan. Sebab, Pemerintah Kota Bogor belum meninjau langsung lokasi talut ambruk tersebut.

(mam/c/els/dit)

Tags

Terkini