METROPOLITAN – Pembangunan Jalur Puncak II atau yang dikenal dengan Jalur Poros Timur dan Tengah memang diketahui tengah mandek. Mandeknya pembangunan tersebut karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) kekurangan anggaran untuk melanjutkannya. Meminta bantuan pemerintah pusat jadi cara yang sedang dilakukan Pemprov Jabar. “Yang jelas biayanya kalau dari provinsi belum ada. Makanya kita harap ada biaya kelanjutan pembangunan dari pusat,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar. Menurut dia, untuk pembebasan lahan di sepanjang Jalur Puncak II sudah dilakukan pemprov. Namun untuk pembangunan jalan inilah yang harus dikoordinasikan dulu dengan pemerintah pusat. “Kita akan koordinasikan dengan pusat seperti apanya,” ujarnya. Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade Ruhandi merasa pembangunan lanjutan Jalur Puncak II tetap harus diprioritaskan karena kebutuhannya sudah sangat mendesak. Mengingat ketika kawasan itu mengalami kemacetan yang krodit, yang disalahkan adalah petugas dan pemerintah daerah. “Jalur Puncak ini kan milik nasional, sehingga ini tanggung jawab semua pihak, bukan hanya daerah dan provinsi,” kata lelaki yang akrab disapa Jaro Ade. Kemacetan di kawasan Puncak, jelas Jaro, bukan hanya terjadi di hari-hari libur saja. Saat ini, kemacetan sudah merambah di setiap harinya. Sehingga jika pemerintah pusat tetap tidak akan melanjutkan pembangunan, sama saja tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat. “Apakah mereka merasakan setiap hari di kawasan itu mengalami kemacetan? Tetap harus dijadikan prioritas,” ujar politisi Golkar ini. (rez/b/els/run)