METROPOLITAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor saat ini terus mencari solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Bogor. Berbagai upaya pun telah dilakukan mulai dari memberlakukan Sistem Satu Arah (SSA) hingga penerapan rerouting angkot. Namun, kali ini pemkot punya wacana tengah kota dengan mengcana membangun monorel di gandeng pihak swasta dari dalam hingga luar negeri. Buktinya, belum lama ini salah satu perusahaan yang bergerak di bidang transportasi PT Butraco Utama Sejahtera dengan Perusahaan Kanada Bombardier ingin membangun monorel di Kota Bogor.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Erna Hernawati mengatakan, monorel ini memang sangat penting bagi kebutuhan transportasi di Kota Bogor. Namun berdasarkan penawaran, dana membangun monorel sifatnya pinjaman lunak dalam jangka waktu puluhan tahun. Sehingga, pihaknya harus melakukan kajian lebih mendalam sebelum melakukan pembangunan monorel. “Untuk mendapatkan pinjaman lunak, keuangan Pemkot Bogor harus dilihat terlebih dulu Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Untuk itu, pemkot dan PT Butraco harus lebih dulu membuat kesepakatan tertulis,” ujarnya kepada Metropolitan.
Untuk membangun monorel di Kota Bogor, pihaknya harus melakukan uji kelayakan dan beberapa kajian lainnya sembari menunggu hasil dari Kemenkeu atas kemampuan keuangan Pemkot Bogor. Jika pemkot dianggap tidak mampu, maka tidak akan terikat dengan PT Butraco sekali pun sudah membuat studi kelayakan dan bantuan teknis kepada pemkot. Sebab, hanya ada kesepakatan tertulis saja. “Ketika audiensi PT Butraco bilang bahwa memang pemkot tidak mampu, maka tidak akan terikat. Tetapi ini harus benar-benar tertulis, tidak bisa hanya lisan saja,” terangnya.
Dalam pembangunan monorel tersebut, nanti ada beberapa rute yang akan dibangun. Di antaranya rute IPB Dramaga, Stasiun Bogor, Kebun Raya, Terminal Baranangsiang, Paspampres, Tajur dan Ciawi. Dengan kapasitas 500 penumpang per kereta atau 5.000 penumpang per jam atau 85 ribu per hari. “Dengan adanya angkutan massal ini, diharapkan nantinya akan mengurai kemacetan di Kota Bogor. Sebab, perlahan masyarakat akan menggunakannya,” paparnya.
Sementara Direktur PT Butraco Utama Sejahtera Budi Sanjaya mengatakan, rencana pembangunan ini masih dalam bentuk penawaran dari pihaknya yang bekerja sama dengan Bombardier Kanada yang nantinya akan membangun monorel di Kota Bogor. “Tujuan pembangunan monorel ini agar bisa membantu transportasi warga dari Kota ataupun Kabupaten Bogor yang akan bekerja ke Jakarta. Sebab, MRT hanya sampai Bogor Utara saja,” katanya.
Sebelum melakukan pembangunan monorel, Budi mengaku pihaknya akan melakukan studi kelayakan dan bantuan teknik untuk menentukan pinjaman lunak jika Pemkot Bogor berminat membangun monorel. “Terkait dana bisa dibantu dari Pemerintah Kanada,” ungkapnya.
Terpisah, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menjelaskan, sebelum Pemkot Bogor membangun monorel, pemkot harus bisa menata transportasi umum yang ada saat ini. Sehingga ketika adanya monorel tersebut, Kota Bogor dapat lebih tertata dengan baik. “Pembangunan monorel ini terlalu jauh. Seharusnya moda transportasi umumnya dulu diperbaiki, setelah itu baru merambah ke moda tranportasi lainnya,” jelasnya.
Jika Pemkot Bogor memaksakan akan membangun monorel di kondisi seperti ini, Djoko menilai Kota Bogor akan lebih tambah macet dibanding saat ini. Hal itu karena permasalahan transportasi yang terdahulunya belum dapat diselesaikan.
(mam/b/els/run)