Lumpuh tidak menghentikan warga Kampung Kahuripan, RT 07/05, Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor Eman (27) untuk tetap menjalankan ibadah puasa. Sejak 2001 kedua kakinya tidak bisa berfungsi. Ia pun jadi tak berdaya. Setiap kali beraktivitas, ia hanya mengandalkan pertolongan sang nenek yang sudah renta atau memaksakan diri terlunta-lunta.
Ditemui usai buka bersama yang digelar PT Antam Tbk UBPE Pongkor, Eman mengaku lumpuh saat masuk SMP, 16 tahun silam. Sebelum lumpuh, kedua kaki terasa pegal dan lemas. Karena tak punya kursi roda untuk membantu aktivitasnya, Eman akhirnya putus sekolah. Saat itu juga kondisi perekonomian keluarganya sedang morat-marit.
Tidak hanya itu, derita Eman semakin bertambah ketika ayahnya, Santa meninggal dunia. Dua tahun kemudian sang ibu, Saci memilih pergi meninggalkannya. “Selama ini saya tinggal bersama nenek. Kalau makan sehari-hari dikasih bibi,” ujar Eman kepada Metropolitan, kemarin.
Tidak hanya Eman, adiknya pun mengalami hal yang sama hingga akhirnya meninggal dunia. Selama ini, Eman hanya tinggal bersama nenek yang sudah renta di sebuah gubuk. Bukan ia tak mau menyembuhkan penyakitnya, namun lantaran tidak terdaftar sebagai anggota BPJS, Eman tak sanggup membiayai pengobatan di rumah sakit. “Selain tidak punya kursi roda, saya juga tidak punya kartu BPJS sehingga tidak bisa berobat ke rumah sakit. Semoga di bulan puasa ini ada dermawan yang mau membantu saya,” keluhnya.
Kelumpuhan juga dirasakan Nina (17). Warga Gang selamet, Desa Petir, Kecamatan Dramaga ini sejak umur tiga tahun sudah menderita penyakit Hydrochepalus. Agar bisa jalan, ia pernah mendapatkan penanganan medis, yakni operasi pemasangan selang dari kepala yang dihubungkan ke dalam perut. Selang tersebut berfungsi membuang cairan yang ada di kepalanya lalu disalurkan ke saluran pencernaan. Namun hal itu belum juga membuatnya bisa berjalan.
Sementara itu, VP CSR, HC, Finance PT Antam Tbk UBPE Pongkor Kamsi merasa prihatin dengan kondisi dua warga Dramaga yang lumpuh tersebut. Sebagai salah satu bentuk kepedulian sosial kepada mereka, PT Antam bergerak menggelar Safari Ramadan. Selain berisi santunan kepada anak yatim dan duafa, kegiatan ini juga mengundang awak media untuk buka puasa bersama. “Kedua anak yatim ini kita santuni agar bisa meringankan beban mereka, mungkin ke depan kita akan bantu,” ujarnya.
Ia berharap dengan adanya Safari Ramadan yang digelar Antam bisa meningkatkan tali silaturahmi terutama antar-stakeholder dan media. “Mereka sangat membantu untuk selalu bekerja sama dalam kegiatan antam atau wisata tambang,” ujarnya.
Sebelumnya, Humas PT Antam Tbk UBPE Pongkor Bagus Purbananda juga menuturkan sudah menggelar Safari Ramadan bersama Muspika Kecamatan Nanggung dengan menggelar buka bersama dan santunan ke setiap desa yang menjadi ring satu PT Antam.
(ads/b/els/dit)